Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Cari Blog Ini

18 Desember 2007

Hari 3: JAX Asia 2007 day 2

Hari kedua JAX Asia terasa lebih membosankan. Ada beberapa agenda yang di ubah. Kali ini saya mencoba untuk mengikuti seminar di ruang lainnya (ruang utama adalah Ballroom 3), yaitu di ruang Lavender. Ruangan Lavender jauh lebih kecil daripada Ballroom 3, namun ternyata lebih nyaman karena antara pembicara dan peserta tidak terlalu jauh. Neal Ford membawakan materi pengenalan JRuby. Cukup bagus menurut saya karena dia mampu membuat orang yang tidak mengerti JRuby menjadi mengerti :) Presentasi selanjutnya di ruangan ini membahas tentang Java FX. Suatu script dengan dasar Java untuk membuat tampilan yang hebat di atas program Java. Presentasi ini beriisi demo pembuatan aplikasi FX sederhana. Sangat menarik, para peserta terlihat antusias. Sesi ini adalah sesi terakhir sebelum makan siang. Setelah makan siang, semua sesi dilakukan di Ballroom 3. Tinggal tiga sesi lagi sebelum JAX Asia resmi ditutup, dan ketiga sesi tersebut benar-benar membosankan. Tidak hidup. Kadang saya kasihan kepada pembicara, mungkin mereka menyesal menjadi pembicara di JAX Asia singapore ini :)
Ballroom 3, Orchad Hotel

Seluruh acara selesai pada pukul 16:30 waktu Singpore. Hari masih cukup terang, dan sangat pas untuk menyusuri jalan orchad. Memang menyenangkan berjalan kaki di jalanan Singapore. Tidak ada PKL yang membuka stan di trotoar sehingga menutup jalan. Tidak ada pengamen, atau pun penminta-minta. Untuk menyeberang jalan pun mudah, karena di setiap persilangan jalan ada zebra cross yang digunakan benar-benar untuk penyebrang jalan. Kalau pun kita harus menyebrang menggunakan jembatan penyebrangan, kita tidak perlu capek-capek saat menaiki tangga, karena ada eskalatornya. Ya, memang orchad tempat utama di Singapore, jadi semuanya serba menyenangkan.


Orchad Road

Di perjalan, kami mampir ke 7 Eleven, yaitu toko kelontong seperti Alfamart atau Indomart. Saya butuh membeli sikat gigi, sedang rekan membeli kartu telepon. Penjaga toko adalah seorang India. Wajahnya cukup sangar dan hitam. Kebanyakan orang India di Singapore bekerja sebagai tenaga kasar. Ternyata harga sikat gigi di toko itu cukup mahal. Saya membeli untuk merek Oral-B seharga S$5, atau Rp 30.000, begitu pula dengan kartu telepon, berharga S$5. Tarif telekomunikasi di Singapore cukup murah. Untuk menelepon ke Indonesia (HP atau Lokal) hanya 30 sen per menit. Malah jika menggunakan telepon coin, Anda dapat menelepon ke nomor lokal di Indonesia seharga 20 sen per menit. Di hotel, kami beristirahat sekitar 20 menit sebelum selanjutnya kami menuju ke Funan Center untuk belanja laptop. Cukup banyak kami membeli laptop. Total 6 buah laptop! Bingung rasanya jika membayangkan bagaimana kami membawanya pulang ke Indonesia nanti. Sebenarnya harga laptop di Singapore tidak terlalu beda jauh dibanding di Indonesia. Tapi jika membeli banyak ya cukup menghemat biaya. Dari Funan Center kami kembali ke Hotel untuk menaruh laptop-laptop tersebut, dan kemudian kembali keluar menuju daerah Rafles dengan MRT. Kali ini MRT yang kami tumpangi cukup lengang, sehingga saya merasa PD untuk berfoto ria.


Di depan pintu MRT


Didalam MRT

Hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai di Rafles. Dengan panorama bangunan tua, Rafles cocok untuk tempat bersantai sehabis bekerja. Beberapa kali kami berfoto ria di sini, sayangnya batre camera habis...


Panrama malam di Rafles

15 Desember 2007

Hari 2: JAX Asia 2007 day 1

Pagi yang indah...
JAX Asia adalah suatu seminar yang membahas isu-isu
di dunia Java, Eclipse, SOA, Web Service, dan hal lainnya yang terkait.
Tahun ini event JAX, di adakan di beberapa tempat di seluruh dunia, JAX
Eropa di Jerman, JAX India, JAX Asia, dan JAX Indonesia. Pembicara yang
hadir termasuk hebat buat saya, karena sudah level dunia. Bagi saya,
seminar ini sangat menambah wawasan, walau terreduksi oleh keterbatasan
saya dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris.

JAX Asia di selenggarakan di Singapore, persisnya di Hotel
Orchad, ballroom 3. Ruangan yang besar. Kapasitas maksimalnya bisa
sampai 500 orang kalau saya perkirakan. Namun untuk event ini sendiri,
tempat duduk yang tersedia hanya sekitar 100 orang, dan itu pun ketika
acara berlangsung hanya terisi sekitar 50% saja. Hari ini acara akan
berlangsung dari pukul 9:00 sampai pukul 17:00. Sehari penuh! Ada
sembilan topik yang akan di seminarkan, namun ada beberapa topic yang
berjalan pararel di ruangan lain, dengan durasi per topik adalah 50
menit. Antara topic disediakan Coffee break, yang tentunya bukan hanya
minum kopi :)

Pagi pukul 8:30 kita berangkat dari Hotel York menuju Hotel Orchad.
Kita hanya berjalan kaki, karena lebih efektif dan hemat, daripada kita
harus menggunakan taxi di pagi hari. Kami butuh waktu 15 menit untuk
sampai di Hotel Orchad yang letaknya di ujung Jalan Orchad.
Sampai di tempat, kami melakukan registrasi dan di berikan keplek,
majalah SDA Asia, serta beberapa brosur. Karena sudah waktunya, kami
langsung masuk ke ballroom 3. Pertama, dilakukan pidato Sesi
pertama, topic yang dibahas adalah "10 Ways to Improve your Code". Di
bawakan oleh Neal Ford, seorang arsitek software senior kelas
dunia. Pembawaan presentasinya bagus, cukup luwes. Sebagai orang yang
berbahasa Inggris, maka pengucapannya cukup jelas, tidak seperti
pengucapan orang-orang asia atau singapura. Selama presentasi, peserta
tidak ada yang bertanya, diam. Seperti ketika pelajaran Matematika di
SMA. Bahkan setelah selesai presentasi, ketika presentatornya
mempersilahkan untuk bertanya. Terlalu aneh buat ku, di negara
Singapura yang telah maju dan free
speech
, orang-orangnya ternyata malu bertanya. Eh, apa mungkin
topic pembicaraannya terlalu mudah, atau terlalu susah malah? Tidak tau
lagi, mungkin di sesi lainnya ada pembahasan yang lebih hidup.

Materi selesai, kita melakukan coffee break. Ada tiga jenis makanan
kecil dan kue-kue an. Cukup lezat, walaupun beberapa makanan berasa
asing di lidah ini. Beberapa peserta memanfaatkan coffee break sebagai
ajang mencari relasi. Ada yang bertukar kartu nama, atau sekedar
berkenalan dan ngobrol ngalor-ngidul. Sebagian lagi ada yang
melihat-lihat stan sponsor. Tapi bagi kami, coffee break adalah saatnya
makan, karena kami tidak mendapat makan pagi dari hotel :P

Sesi kedua membahas tentang plug-in di
Eclipe, oleh Chirst Aniszczyk, Eclipse commiter di IBM Lotus.
Pembawaannya bagus, hanya pengucapannya kurang jelas, dan lebih
parahnya saya tidak mengerti topik ini :) Terlalu berat deh! Seperti
sebelumnya, sesi ini juga cukup dingin, tidak ada pertanyaan, tidak ada
sanggahan, tidak ada perdebatan. Dalam hatiku berkata: "Padha wae"

Tiba saat nya lunch, kali ini makanan yang di sajikan lebih lengkap,
termasuk nasi. Beberapa makanan tetap saja aneh. Baik itu rasanya
maupun bentuknya. Tapi saya coba semua, selama itu bukan makanan yang
diharamkan.

Setelah makan siang, sesi-sesi selanjutnya terasa lebih membosankan.
Benar-benar mati! Beberapa peserta malah terlihat mengantuk. Bule di
depan kami malah tertunduk, seperti tertidur. Kami lewati sesi-sesi itu
dan akhirnya selesai sudah. Kami sudah di tunggu bos di lobi hotel, dan
tanpa mengganti pakaian atau menaruh laptop, kami langsung menuju ke
Funan Center untuk melihat harga dan spek laptop. Funan center tutup
pada pukul 9, dan sampai itu lah kami di sana. Dari funan kami berjalan
kaki sampai ke marlion.
Memang rasanya enak berjalan-jalan di singapore. Jalananan bersih,
udara bisa dibilang bersih jika melihat negara ini adalah negara maju,
apalagi jika dibandingkan dengan Surabaya. Di singapore Anda akan
sangat jarang mencium bau asap kendaraan bermotor, walaupun itu bus
kota.




Kami nongkrong sampai sekitar
pukul sembilan waktu Surabaya, atau pukul 10 waktu singapore. Setelah
itu kita makan di daerah makansutra
yang merupakan outdor food court
yang menjual makanan Melayu, Chinese, dan India. Saya sih gak selera
makan di situ, dan hanya makan Roti Prata, trus minumnya Es Tebu
seharga S$ 1.8. Malam yang indah....

03 Desember 2007

Hari 1: Bingung

Kami berangkat pada tanggal 25 November 2007, menggunakan pesawat Value Air, dari Juanda-Surabaya ke Changi-Singapore. Pesawat berangkat pukul 2:30, namun kami harus datang dua jam sebelumnya. Di Juanda, kami langsung ke terminal keberangkatan Internasional, dan kami langsung check-in. Saya sendiri membawa empat buah tas: koper, back-pack, tas laptop, dan tas pinggang. Dua tas saya taruh di bagasi. Kemudian, saya membayar Fiscal sebesar 1jt!! Mahal sekali ya. Padahal pesawatnya ga sampe segitu. Bener-bener di palakin kita sama pemerintah. Kita kemudian naik ke lantai dua bandara Juanda-Surabaya, membayar airport tax sebesar 150.000 (jika domestik hanya 25.000), dan menunggu hingga jam dua hingga loket dibuka. Petugas airport tax bilang bukanya jam 1:30, tetapi udah jam 1:45 koq belum buka? Tanya Ken Apa??
Setelah masuk loket airport tax, kami menuju bagian imigrasi. Saya antri di loket tengah di belakang teman saya. Saat teman saya maju ternyata kartu keberangkatan yang warna hijau harus di isi. Wah akhirnya kami mengisinya di meja yang tersedia. Ngantri lagi deh. Kali ini saya memilih di loket paling kanan karena orangnya lumayan ramah. Saat maju ke loket, kami harus mengisi form kedatangan! Balik lagi kami ke meja pengisian, dan mengantri lagi, dan kali ini selesai.
Baru sadar saya, klo hari ini belum makan sama sekali. Seingat saya di Juanda ada Roti Boy, saya tanya ke petugas ternyata itu ada di terminal domestik. Waduh! Klo di terminal Internasional cuma ada cafe atau resto mahal. Terpaksa deh saya beli Green tea sosro. Tau ga harganya? 15.000 bro!! Padahal di luar hanya 4000! Pemerasan terselubung!
Pesawat kami terbang sesuai jadwal, maka kami akan tiba pada pukul 18:45 waktu Singapore. Ada perbedaan waktu 1 jam antara Singapore dan Surabaya, dimana waktu Singapore lebih cepat 1 jam. Tidak ada hambatan selama penerbangan, kami mendapat jatah makan berupa nasi telur. Kondisi pesawat airbus 320 ValueAir sangat lebih baik jika dibanding pesawat-pesawat maskapai lokal seperti Lion Air. Namun jika dibanding Garuda, tetap lebih bagus pesawat Boeing milik garuda, ini secara tampilan loh, tidak tau jika masalah mesin dan lainnya.

Saat kami tiba, cuaca sedang mendung, hujan rintik-rintik, namun tidak mengganggu pendaratan pesawat, walau saat mendarat terasa cukup keras mengingat value air adalah maskapai asing. Namun semuanya tak terpikir lagi setelah melihat kemewahan Changi Airport. Dengan memiliki dua runway (untuk tinggal landas dan mendarat), bandara ini memang pantas jika disebut bandara terbaik. Semuanya serba bersih (pasti lah!). Di Changi ini pula saya mengetahui bahwa Air Ledeng Singapore dapat langsung di minum. Selain itu, toilet nya serba otomatis. Kita tidak perlu memutar atau menekan tombol apa pun untuk menyiram air. Kran air memiliki sensor sehingga kita tinggal menaruh tangan kita dibawah kran untuk mendapatkan air. Wah buat saya ini hal yang hebat, dan ternyata semua toilet umum di Singapore menggunakan sistem itu!




























Dari airport ke hotel kami menumpang taxi. Dari luar, tampilan taxi tidak terlalu bagus, namun di dalam ternyata cukup nyaman. Tidak ada aroma-aroma rokok atau bau lainnya. Di dashboard ada layar monitor yang saya tidak tau fungsinya, kemudian juga ada alat seperti alat milik DHL, yang digunakan untuk menangkap singnal ERP (Electronic Road Pricing)
















Jarak antara airport dan hotel sekitar 30 menit. Tidak ada kemacetan yang menghambat. Semuanya lancar dan teratur. Biayanya S$20 Hotel yang kami tinggali, York Hotel, berada di dekat rumah sakit Mt Elizabet, kira-kira 5 menit jika menuju daerah Orchad. Saya dan rekan mendapat kamar no 1116. Lokasi yang bagus, di lantai 11. أستغفر الله, ternyata tas backpack saya tertinggal di bandara!!! Bercampur aduk persaan saya, antara takut, jengkel pada diri sendiri, sedih. Namun saya mencoba tenang. Saya bilang ke bos bahwa tas saya ketinggalan. Tampak raut muka agak tidak enak. Memang sih isinya gak terlalu berharaga. Hanya sepatu. Tas itu sendiri berharga 200rb sedang sepatu hanya 100ribu. Jika saat itu saya langsung mengambil di bandara, maka saya harus mengeluarakan uang S$40 atau sebesar 260ribu. Wah itu sih sama seharga tas dan sepatu. Ya sudah lah, saya pasrah saja. Bos saya bilang jika barang tertinggal di bandara Singapura, maka kemungkinan besar tetap selamat. Lumayan tenang saya, namun tetap saja bersiap-siap merelakan tas dan sepatu. Kami berencana menggambil tas tersebut pada hari Rabu karena Bos ada keperluan untuk menjemput istrinya di bandara.
Kita lupakan sejenak tentang teringgalnya tas saya di bandara. Setelah beristirahat sebentar, kami berencana membeli makan malam di daerah Newton. Di situ adalah ada sebuah food court terbuka dengan harga yang cukup murah. Untuk menuju Newton, kami menggunakan jasa MRT. Saya kembali berdecak kagum terhadap sistem angkutan masal, sistem MRT ini serba otomatis. Untuk membeli tiket juga tanpa bantuan manusia, loket masuk juga tanpa manusia, dan begitupula dengan kereta api nya, otomatis! Sungguh nyaman jika kita memiliki sistem MRT seperti ini. Kami masuk melaui stasiun Orchad dan stasiun selanjutnya adalah newton.

Hampir 2 jam kami makan di newton, kebanyakan adalah makanan laut. Setelah itu kami kembali ke hotel dengan berjalan kaki. Tidak masalah buat saya, sekalian untuk melihat suasana singapura di tengah malam. Di tengah malam itu kami berjalan menyurui trotoar singapura yang begitu bersih dan teratur. Tidak ada halangan yang menghalagi trotoar, dan kami merasa aman berjalan walau tengah malam. Sebuah potret keberhasilan pemerintah dalam menangani masalah dasar rakyatnya. Dengan berjalan kaki, kami membutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk mencapai hotel. Padahal jika menggunakan MRT cukup memakan waktu 10 menit. Tapi MRT buka sampai pukul 11 malam...

20 November 2007

Sudah di rebut kembali kah?? (Indosat dan Telkomsel)

Sugguh memilukan! Dua perusahaan penguasa telkomunikasi di Indonesia (Indosat dan Telkomsel) dimiliki oleh asing! Mending klo yang menguasai USA atau negara lain yang besar. Ini malah yang menguasai adalah Singapura, negara kecil, yang luasnya sama dengan Jakarta. Jika kita menelpon, sms, atau ber internet ria, maka kita akan membayar sebagian ke Singapura. Pantas juga jika ada yang menyebut "Indonesia adalah provinsi terbesar dari Singapura", kan kenyataannya seperti itu.

Sejak awal, muncul perdebatan untuk menguasai kembali Indosat dan Telkomsel. Dan akhirnya, ada jalan untuk menguasai kembali, karena kepemilikan silang dua perusahaan telekomunikasi itu melanggar UU Anti Monopoli (gak tau sih isinya heheh). Akibat praktik monopoli tersebut, rakyat dirugikan, karena seharusnya tarif telekomunikasi bisa lebih murah!!! Wah sama seperti jaman penjajahan ya....

Berita dari jawa pos:

Temasek Terbukti Monopoli

KPPU: Lepas Saham di Indosat atau Telkomsel
JAKARTA - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bertindak tegas atas sepak terjang Grup Temasek dalam industri telekomunikasi di Indonesia. KPPU memerintah agar kelompok usaha asal Singapura itu melepaskan kepemilikan saham di salah satu perusahaan telekomunikasi yang dikuasainya, Telkomsel atau Indosat.

Ketua Majelis KPPU Syamsul Ma’arif menyatakan, pangsa pasar Telkomsel dan Indosat secara bersama-sama terus meningkat sejak terjadi struktur kepemilikan silang (cross ownership). Kedua operator terbesar tersebut menguasai 83 persen pangsa seluler di Indonesia.

KPPU menilai, Temasek memiliki pengaruh sangat kuat dalam setiap keputusan di Telkomsel dan Indosat. "Temasek sengaja menghambat perkembangan Indosat, sehingga tidak efektif bersaing dengan Telkomsel. Akibatnya, pasar industri seluler di Indonesia menjadi tidak kompetitif," ujar Syamsul saat membacakan putusan sidang di gedung KPPU, Jakarta Pusat, kemarin (19/11).

Sidang tersebut adalah pembacaan perkara No 7/KPPU-L/2007 tentang dugaan pelanggaran pasal 27 huruf 1 UU No 5/1999 yang secara bersama-sama dilakukan kelompok usaha Temasek. Dalam pasal 27 disebutkan, pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada beberapa perusahaan sejenis yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang yang sama atau mendirikan beberapa perusahaan yang memiliki kegiatan usaha yang sama pada pasar yang sama apabila kepemilikan tersebut mengakibatkan satu pelaku usaha atau kelompok pelaku menguasai lebih dari 50 persen pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

KPPU menilai, struktur kepemilikan silang Grup Temasek menyebabkan adanya price-leadership (penentu tarif) sebagai salah satu indikasi monopoli dalam industri telekomunikasi di Indonesia. Telkomsel sebagai pemimpin pasar kemudian menetapkan tarif telekomunikasi seluler seenaknya, sehingga konsumen mengalami kerugian (consumer loss). "Perhitungan KPPU, konsumen mengalami kerugian Rp 14,76498 triliun hingga Rp 30,80872 triliun dalam rentang periode 2003-2006," ungkap Syamsul.

Anggota KPPU Erwin Syahril menambahkan, Temasek Holdings beberapa tahun ini terlihat mengerdilkan peran Indosat atas Telkomsel. Terbukti, pembangunan Base Transmitter System (BTS) Indosat mengalami perlambatan. Hasil itu dimaksudkan agar Telkomsel menjadi penguasa pasar dan bisa memegang peran price leadership bagi operator-operator lain. "Empat direksi Indosat telah melapor tentang keterlambatan pembangunan BTS ke STT (anak usaha Temasek), tapi tidak ada action sama sekali," ungkapnya.

Menurut Erwin, industri seluler adalah bisnis jaringan. Dengan begitu, pertumbuhan pelanggan akan melekat dengan coverage area (cakupan wilayah) operator tersebut. Besarnya jumlah BTS merupakan instrumen utama untuk memenangi persaingan. Lambatnya pertumbuhan BTS Indosat menyebabkan Telkomsel menjadi pemain dominan. "Terbukti saat Indosat menurunkan tarif, Telkomsel tidak terpengaruh. Tapi, saat Telkomsel menaikkan tarif, Indosat ikut-ikutan (naik)," jelasnya.

Temasek memang tidak terkait langsung dengan Telkomsel dan Indosat. Temasek masuk ke dua operator tersebut melalui anak perusahaannya, Singapore Telecom Mobile Pte.Ltd, yang menguasai 35 persen saham di Telkomsel. Sementara itu, 65 persen sisanya dikuasai PT Telkom. Meski kepemilikan saham Telkom, yang milik pemerintah (BUMN), di Telkomsel besar, pengaruhnya dalam operasional sangat minim. "Pemerintah itu kan saham pasif. Jadi, kalau apa-apa (buat keputusan), yang mengendalikan tetap orang Temasek," tukasnya.

Atas argumentasi tersebut, KPPU menyatakan Temasek bersalah karena terbukti melanggar pasal 27 huruf a UU Persaingan Usaha Tidak Sehat. KPPU memerintahkan Temasek Holding Company dan beberapa anak usahanya, yaitu STT (Singapore Technologies Telemedia), STT Communication, Asia Mobile Holdings Company, Asia Mobile Holdings, Indonesia Communication Limited, Indonesia Communication Pte. Ltd., SingTel, SingTel Mobile, serta Telkomsel, membayar denda kepada negara masing-masing Rp 25 miliar. "Itu harus segera disetor ke kas negara dengan kode penerimaan 423491 (pendapatan denda pelanggaran bidang persaingan usaha)," tegas Erwin.

Dalam putusan akhirnya, KPPU memerintahkan Temasek dan anak perusahaannya untuk menghentikan kepemilikan saham silangnya di Telkomsel dan Indosat. Itu dilakukan dengan cara melepas seluruh kepemilikan sahamnya di salah satu perusahaan tersebut. Pelepasan saham itu diberi toleransi waktu paling lama dua tahun. "Terhitung sejak putusan ini memiliki kekuatan hukum tetap (19/11/07)," lanjutnya.

KPPU juga meminta Temasek dan anak perusahaannya untuk melepas hak suara dan hak mengangkat direksi serta komisaris pada salah satu perusahaan yang akan dilepas (Telkomsel atau Indosat) hingga dilepasnya saham secara keseluruhan.

KPPU menegaskan, pembeli saham maksimal hanya boleh membeli lima persen dari total saham yang dilepas. Pembeli juga tidak boleh terasosiasi dengan Temasek Holding maupun pembeli lain. "Ini dimaksudkan untuk mengurangi potensi adanya kepemilikan silang lagi," tutur Erwin.

Selain mengganjar Telkomsel membayar Rp 25 miliar kepada negara, KPPU juga memerintahkan Telkomsel untuk menghentikan praktik pengenaan tarif tinggi dan selanjutnya harus segera menurunkan tarif layanan seluler sekurang-kurangnya 15 persen dari tarif yang berlaku sekarang. Itu ditetapkan untuk menurunkan tarif seluler di Indonesia yang masih dianggap tinggi. "Telkomsel itu sudah mencapai skala ekonomis sehingga seharusnya mereka sudah bisa memberikan harga yang bersaing," ungkapnya.

Kuasa Hukum Temasek Holding Company Todung Mulya Lubis menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan banding ke pengadilan negeri (PN) karena keputusan KPPU itu banyak salahnya. Keputusan KPPU itu, menurut Todung, telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak nyaman untuk berbisnis. "Padahal, pemerintah inginnya penanaman modal masuk ke Indonesia. Dengan kondisi ini, siapa yang mau menanamkan modal di sini?" tegasnya.

Dia juga menegaskan, kepemilikan saham Indosat dibeli oleh STT melalui tender dan disetujui DPR serta Men BUMN saat itu, tetapi justru dipersoalkan sekarang ini. Temasek akan terus memperjuangkan haknya, termasuk ke arbitrase internasional. "Untuk memperjuangkan hak kami, upaya hukum termasuk arbitrase akan dilakukan. Ini belum menjadi keputusan final, masih ada waktu 14 hari banding," jelasnya.

Bagaimana reaksi direksi Temasek di Singapura atas keputusan KPPU? "Kami tidak bersalah," tegas Executive Director Temasek Simon Israel melalui e-mail kepada jaringan berita Bloomberg tadi malam. "Hukuman terhadap Temasek sama sekali tidak berdasar. Temasek tidak memiliki saham di Telkomsel dan Indosat, serta kami tidak pernah ikut campur terhadap urusan operasional dan bisnis mereka," lanjutnya.

Kekecewaan juga diungkapkan direksi SingTel. "Kami sangat kecewa dengan keputusan tersebut," ujar Chief Executive Officer SingTel Chua Sock Koong kepada Bloomberg. Menurut Koong, saham SingTel hanya minoritas di Telkomsel dan sama sekali tidak mengendalikan Telkomsel. "Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan kami," tegasnya.

Keputusan KPPU kemarin langsung memukul harga saham Indosat di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Harga saham Indosat turun 4,6 persen menjadi Rp 8. 400 rupiah. Hal yang sama juga dialami saham Singapore Telecom yang sahamnya terkoreksi 1,6 persen menjadi USD 3,68 di Bursa Saham Singapura. (wir/aan/iw)

Kenaikan Harga PertamaX!!!

Akhirnya, terjadi juga! Seperti yang kuduga. Gw liat di berita-berita klo harga minyak gila-gilaan, tapi koq harga pertamax ga naik. Biasanya langsung ikut naik. Dan ternyata mulai 15 Nop 2007, harga pertamax di surabaya naik menjadi 7.150 dari yang sebelumnya 6.450. Wah sekarang klo beli 10.000 cuma dapet 1.4 liter. Tambah susah aja bro!. Btw premium tetep 4.500 yang artinya pemerintah menanggung subsidi sebesar 2ribu an per liter. Saat ini konsumsi preimum nasional adalah sekitar 50jt liter per hari. Bisa dibayangkan berapa besar subsidi yang harus dikucurkan pemerinah. Mmm...sekitar 100 Milyar!

Berita dari "Monitor Depok"

Kenaikan harga Pertamax Rp700


Jakarta, monde: Terhitung mulai Kamis (15/11), PT Pertamina (persero) kembali menaikkan harga Bahan Bakar Khusus (BBK) untuk Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina DEX dan Biopertamax. Kenaikan maksimal mencapai Rp700.

Keputusan itu tertuang dalam Surat Keputusan Direktur Pemasaran dan Niaga No. Kpts-743/F00000/2007-S0 tanggal 14 November 2007 di seluruh wilayah penjualan, ditulis Pertamina dalam siaran persnya.

Pertamina biasanya mengubah harga BBM non subsidi setiap tanggal 1 tiap bulannya. Namun seiring lonjakan harga minyak mentah dunia, Pertamina akhirnya mengubah harga BBM non subsidi tiap 2 minggu.

Untuk harga Pertamax Plus terbaru adalah Batam Rp7.000, UPms I Rp7.650, UPms III Rp7.150, SPBU Bersaing

Rp7.100, UPms IV dan V

Rp7.350 dan UPmas VI Rp7.500.

Sedangkan harga Pertamax adalah Rp7.550, UPms II Rp7.150, UPms III Rp6.950, SPBU Bersaing Rp6.900, UPms IV dan V Rp7.150, Bali Rp6.800, UPms VI Rp7.050 dan Pms VII Rp7.250.

Harga Pertamina DEX untuk UPms III dan V Rp8.100. Harga BipPertamax untuk UPms III Rp6.950, UPms V Rp7.150 dan Bali Rp6.800.

BBM industri

Pihak Pertamina juga mengungkapkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk industri. Hanya saja, Kepala Divisi Humas Pertamina Wisnuntoro, mengatakan harga baru BBM buat industri hanya berlaku di agen.

Industri yang membeli BBM langsung ke Pertamina tetap seperti sebelumnya. “Saat ini, BBM yang dijual melalui agen hanya berjumlah delapan persen dari keseluruhan penjualan Pertamina,” katanya.

Setiap tahun, Pertamina menjual BBM ke kalangan industri hingga 20-23 juta kiloliter.

Sebelumnya, Pertamina per 15 November 2007 pukul 00.00 WIB menaikkan harga BBM melalui agen rata-rata sebesar 10 persen akibat kenaikan harga minyak dunia.

Kenaikan ini hanya berselang dua minggu sejak kenaikan harga terakhir pada 1 November 2007 antara 2,9-6,4 persen dibanding per 1 Oktober 2007.

Harga baru per liter minyak solar industri adalah Rp7.537, minyak solar transportasi Rp7.880, minyak diesel

Rp7.402 dan minyak bakar Rp5.668. Sedangkan pada 1 November, harga solar industri Rp6.450, solar transportasi Rp7.161, minyak diesel

Rp6.642, dan minyak bakar Rp4.776 per liter.

Sementara harga premium dan minyak tanah tetap seperti harga per 1 November 2007.(JBBI)

13 November 2007

Mencurikah Anda?

Pernahkan Anda membayangkan bagaimana rasanya setelah berhasil mencuri sebuah mobil Honda Jazz? Wah pasti kita langsung kaya! Bisa kita jual mobil itu, atau buat gaya-gaya-an. :) Tapi sebenarnya Anda mungkin ga pernah membayangkan hal itu. Ngapain ya membayangkan hal yang jelek, mencuri. Membayangkan saja tidak, apalagi melakukan! Eh...btw Anda punya komputer di rumah ga? Punya ya...trus, windowsnya windows apa? Mungkin sebagian besar Anda menjawab windows xp professional. Wah hebat, mempunyai software seharga 1.5 jt. Trus pake microsoft office kan? Oh tenta saja, klo enggak pake apa donk? Top deh...sekarang komputer Anda memiliki aset software seharga 2 jt. Trus, Anda merasa pernah membeli software-software itu tidak? Gak tau ya dulu udah ada tuh. Hehehehe... Jika Anda tidak pernah membeli software tetapi di komputer Anda terdapat software, maka berarti ada kemungkinan:
  1. Software tersebut gratis, jadi Anda tidak perlu membayar, cukup donload dari Internet atau copy dari teman Anda.
  2. Software tersebut adalah software berbayar, tapi Anda membajak-nya. (Mungkin bukan Anda yang membajak, tetapi Anda ikut menggunakannya :) )
Jadi, sangat mungkin Anda masuk kategori 2, karena Anda tidak pernah membeli dan software itu bernama "Microsoft Windows" dan atau "Microsoft Office". Jadi membajak donk. Sedangkan pembajakan sama dengan pencurian, dan itu sama dengan mencuri sebuah HP Nokia N90

Beda lagi jika Anda seorang programmer database yang ber platform microsoft. Minimal Anda butuh Microsoft Visual Studio 6.0, kemudian Ms. SQL Server. Jika kedua software tersebut bajakan, maka pundi-pundi curian bertambah sebesar: 29jt (9 jt dan 20 jt)
Lebih ekstrim lagi jika anda programmer yang membuat aplikasi hebat-hebatan untuk Enterprise, maka dibutuhkan Microsoft Visual Studio .NET. Mungkin servernya perlu juga menggunakan Oracle. Wah, totalnya menjadi 11jt untuk VS.NET dan 100jt untuk oracle. Jadi total sekitar 140jt
Hii mengerikan ya...ternyata kita (saya juga) pernah menjadi pencuri, atau malah masih mencuri??
Trus gimana donk? Kita ga bakal bisa membeli software-software tersebut!
Open Source!! Itu jawabannya.
Hampir semua software standart di windows mempunyai padanan. Contoh, kita dapat menggunakan Open Office sebagai pengganti Microsoft Office. Untuk OS (Operating System), kita dapat menggunakan Linux yang tersedia dalam beberapa tipe. Memang tampilan tidak akan sama persis, tapi fungsionalitasnya boleh di adu!
Bagi kita yang berprofesi sebagai programmer, Java bisa dijadikan pilihan. Java sangat bersifat OOP dan mendukung aplikasi enterprise. Memang lebih sulit, tapi di Internet tersedia ribuan, bahkan jutaan source code gratisan. Ada juga .NET versi open source, atau juga delphi yang open source, namun mungkin fungsionalitasnya kurang dibanding versi aslinya.
Dalam segi database, postgres gak kalah garang dibanding oracle atau SQLServer.
Masih mau mencuri??? :)

Jika ingin mengetahui Open Source untuk software anda, kunjungi : http://www.osalt.com/

06 November 2007

Kemana Peluru Pergi saat Ditembakkan ke Atas?

Tadi pagi ada berita tentang ibu-ibu yang terkena peluru nyasar. Padahal saat itu dia sedang nonton televisi di dalam kamar dengan dinding tembok. Eh..ternyata peluru menembus atap rumah yang terbuat dari asbes, dan mengenai kaki sang korban. Berita seperti ini bukan berita baru, karena dulu juga ada beberapa berita seperti ini. Dulu saya gak mengerti bagaimana mungkin hal ini terjadi. Di dalam ruangan, tiba-tiba kena peluru nyasar.
Sejak saya dekat dengan Internet, semua hal bisa saya cari tahu. Termasuk hal di atas. Ternyata kasus diatas sangat munkin terjadi. Yaitu peluru yang ditembakkan ke atas dan kemudian jatuh kembali kebawah dan melukai orang yang tertimpanya. Loh koq bisa?
Dari artikel : Where do bullets go when guns are fired straight up into the air?
Ketika anda menembakkan peluru ke udara, maka peluru akan meluncur ke ke udara setinggi ber kilo-kilo meter (tergatung sudut dan kekuatan penembakan). Ketika peluru mencapai titik tertinggi, maka peluru akan jatuh kembali ke bumi. Udara akan menurunkan kecepatan jatuhnya, tetapi karena peluru di desain dengan aerodinamik yang bagus, maka kecepatan jatuhnya tetap dapat membahayakan dan juga mematikan jika mengenai seseorang. Di daerah hutan maka akan kecil sekali peluang untuk mengenai seseorang, tetapi di daerah yang padat penduduk, maka peluang itu akan meningkat tajam.
Jadi, kasus peluru nyasar tersebut terjadi mungkin karena memang ketidak sengajaan, seperti ketika seorang polisi menembakkan pistolnya ke udara untuk memberikan peringatan kepada penjahat. Tetapi seharunya polisi tahu bahaya yang ditimbulkan! Atau memang polisi ga ta??

05 November 2007

Kosong Delapan Lima Enam ....

"Berapa no HP mu?". "Kosong delapan lima enam ....". "Saya ulangi ya,Nol...Delapan...Lima...Enam..." Saat mendegarkan dialog itu, ada pertanyaan menggelitik. Yang benar nol apa kosong. Klo saya terusterang menggunakan kata "kosong" untuk menyebut angka 0. Apa sih bedanya "nol" dan "kosong"? Dari segi bahasa kayaknya sama deh, maklum bukan anak bahasa, jadi ga tau bener apa ga. Tapi saya ingin mencoba menggunakan pendekatan dari sisi IT, atau sisi programer. Di dalam bahasa Java dan bahasa pendukung OOP lainnya dikenal istilah null. Null bukanlah nol. Klo di visual Basic (VB) digunakan istilah nothing. Jadi null adalah kosong dan bukan nol. Contoh ada suatu variable X ber tipe Integer (dengan I besar, bukan i kecil seperti pada integer), variabel X ini akan tidak ber isi apa-apa jika belum di-inisialisasikan. Truss?!! Jadi X adalah null atau kosong. Berbeda ketika X = 0. Maka X akan ber isi NOL bukan null. Dari penjelasan itu, maka sudah jelas bahwa penyebutan 085648xxxx adalah "Nol Delapan Lima Enam Empat Delapan..." Bener ga??




03 November 2007

Install PL Java di postgres 8.2

Sebenarnya sudah banyak di Internet tutorial untuk meng-install plJava di postgres. Namun ternyata saya sering lupa, sehingga untuk meng-install di komputer lain harus browsing lagi.

Langkah-langkah:
  1. Donload PLJava.zip
  2. Extrac di dir PGDATA
  3. Set Envirotment Variable:
    JAVA_HOME --> Lokasi JDK/JRE
    LD_LIBRARY_PATH --> lokasi LIB folder nya Postgres
  4. Set postgresql.conf

    # CUSTOMIZED OPTIONS

    #---------------------------------------------------------------------------
    #custom_variable_classes = '' # list of custom variable class names
    #PLJAVA
    dynamic_library_path = '$libdir:[Folder PL JAVA]'
    custom_variable_classes = 'pljava'
    pljava.classpath = '[FOLDER PL JAVA]/pljava.jar'
    pljava.release_lingering_savepoints = true
    pljava.vmoptions = '-Xmx64M -Dbackchanel.port=48'
    pljava.debug = false
  5. Restart service postgres: pg_ctl restart
  6. Eksekusi: psql -U postgres < [Folder PL Java]/install.sql Jika di bagian akhir muncul: CREATE FUNCTION berarti berhasil
Kemungkinan error yang muncul:

could not load library "/opt/pljava/pljava.so": libjvm.so: cannot open shared object file: No such file or directory

Error diatas disebabkan pljava.so membutuhkan library lain untuk menjalankannya. Kemungkinan library lainnya itu linknya salah. Jika link salah, kita dapat membuat link baru di directory /usr/lib

ln -s /u01/postgresql/8.2.0/lib/pljava.so /usr/lib

Kemungkinan lain:

could not load library "pljava": "pljava": cannot open shared object file: No such file or directory

Nah untuk kasus diatas, pljava.so yang tidak ada.

Untuk versi detailnya, bisa dilihat di:
http://www.posterita.org/mediawiki/index.php.....

Perjuangan di KOLOMBO

Peralatan yang dibawa:
  • Sepeda motor Shogun 125 lama
  • Tas Eiger yang berisi:
  • Ballpoint
  • Foto copy KTP 4 lbr
  • Dompet eiger yang berisi:
  • Uang Rp 250 rb
  • KTP asli
  • STNK motor Shogun 125 lama

Rabu, 31 Oktober 2007
  • 09:10 Datang di kolombo, di hadang oleh sekelompok calo. Langsung ke tempat parkir, dan disana juga ada calo.
  • 09:12 Liat kiri kanan, kemana ya saya harus melangkah.... Oh itu dia, ada tulisan “Pemohon SIM” dan arah panah. Saya ikuti arah, loh kok muter, walah ternyata pintu masuk ada di ujung kanan. Tau gitu dari tempat parkir langsung menyebrangi temat test praktek saja.
  • 09:14 Tanya petugas di loket bank, gimana cara bikin SIM baru. Dengan baik, petugas menuruh saya test kesehatan dulu. Ok deh... Saya pun ke ruang sebelah untuk daftar test kesehatan seharga 10 rb dan satu lembar foto copy. Saya di beri formulir test kesehatan dan disuruh mengisi...Lah piye to, jadi kita mengetes kesehatan diri sendiri. Ya gak apa, bukannya kita yang lebih tau kesehatan kita? Hehehehe, karep mu lah....
  • 09:19 Selesai mengisi, dan petugas mempersilahkan masuk. Di situ ada satu petugas kesehatan yang menanyakan “Golongan darahnya apa?”. “B” jawab ku. Padahal sudah ditulis di formulir kesehatan. Lalu saya lanjut ke petugas di ruang sebelah. Saat itu hanya ada 9 orang yang mengantri. Ibu petugas hanya mengetes mata, dan kita menunggu lagi, kira-kira....15 menit. Benar-benar membuang waktu!!
  • 09:50 Selanjutnya saya menuju loket Bank untuk membeli formulir seharga 75rb. Saya melewati ruang daftar tes kesehatan, bused...udah penuh sesak manusia. Telat dikit saya akan menjadi salah satu dari mereka.... Sebaiknya kita membawa uang pas, karena biasanya orang-orang membayar dengan uang pecahan 100rb an, jadi petugas nya kehabisan stok kembalian. Setelah formulir di tangan, maka serahkan pada bagian pendaftaran, di loket sebelah kiri loket formulir.
  • 09:51 Saya menuju loket sidik jari. Sebelumnya sebaiknya kita mengisi dulu formulir pendaftaran (kadang petugas tidak melihat formulir pendaftaran). Di loket sidik jari, kita diberikan formulir sidik jari. Isi kan sesuai dengan data ciri tubuh. Setelah lengkap serahkan ke petugas di tempat kita tadi mendapatkan formulir sidik jari. Tunggu hingga nama kita di panggil.
  • 09:55 Nama saya dipanggil, saya pun masuk ke ruang sidik jari. Bersama saya ada 10 orang. Di dalam mengantri sebentar karena disitu ada 2 petugas pemeriksa. (lumayan ada dua, kadang cuma 1 orang saja). Selesai sidik, di serahkan di petugas bagian dalam untuk dibaca dan diisikan rumus sidik jari kita. Hanya buntuh waktu 3 detik untuk membaca rumus jari kita...wah gimana ya caranya? Petugas pencatat menulis nama saya. “Loh tadi juga ada nama Shindu”, dengan cepat dia periksa di lembar catatan. Tidak ketemu. Dibuka lembar belakangnya, dan memang ada nama Shindu. Wah petugasnya ternyata awas juga. Trus klo namaku sama mau apa.....
  • 10:02 Menuju ke “Loket 1”. Gak ngerti apa artinya Loket 1, yang pasti itu buat pencari SIM baru. Di kolombo letaknya di bagian ujung kiri. Agak gelap lokasinya. Saya serahkan formulir yang saya bawa (Pendaftaran, Kwitansi, dan Sidik jari). Petugas mengambil formulir pendaftaran dan sidik jari. Jadi sekarang kita membawa kwitansi dan potongan formulir pendaftaran. Next step: Ujian Teori dan Praktek.
  • 10:05 Sebelum masuk ke ruang ujian teori (ruangan ini juga tempat foto dan mengambil SIM) ada petugas penjaga yang memberikan keplek bertuliskan “Peserta no xxx”, lupa saya nomornya. Masuk keruangan, wuih...udah rame. Tapi enak, karena ber-AC. Lamaaaa sekali menunggu giliran untuk test teori. Beberapa peserta keluar dari ruang test dengan berbagai gaya. Ada yang tertawa dan berkata “Gak lulus...”, ada yang diem aja langsung menuju keluar ruangan untuk test praktek (berarti lulus). Makin nambah deg-deg an aja. Disamping saya ada bapak-bapak, tanya: “Mas, ini kwitansi nya di tumpuk dulu apa ndak?”. “Waduh ndak tau pak. Emang kenapa pak?”. “Saya sudah lama gak dipanggil-panggil. Padahal orang yang masuk sesudah saya sudah dipanggil”. Percakapan terhenti untuk mendengarkan informasi panggilan. 30 menit lewat, koq saya belum dipanggil juga... jangan-jangan harus menyerahkan formulir dulu. Saya coba tanya ke anak di samping jauh. “Mas, kwitansi ini harus di tumpuk dulu ya?”. “Test pertama atau ngulang Mas?”. “Test pertama”. “Klo gtu ga usah, tinggal nunggu di panggil”. “Oh gitu, thx ya”. Lega deh.
  • 10:45 Ahirnya, nama saya dipanggil, tapi nama bapak yang tadi tanya gak dipanggil. Waduh kasian juga. Saya pun masuk ke ruang test dengan penuh debar. Ruang test di Kolombo sudah terkomputerisasi. Makanya tidak ada pensil 2B di list saya. Jadi kita tinggal memasukkan jawaban di layar komputer, dan hasilnya langsung keluar saat itu juga. Hebat euy. Sebelumnya, kita (ber-3) di briefing. “Jadi nanti masukkan kode peserta, trus tekan enter 3 kali”. Loh emang kenapa koq gitu? “Tiap pertanyaan ada pilihan a,b,c dan d. Untuk menjawab tinggal tekan tombol a, b, c, atau d dan kemudian tekan enter”. Ok deh pak... Saya pun menuju komputer paling depan. Saya masukkan kode peserta dan tekan enter 3 kali. Oalaaaaaahhh ternyata maksudnya 3 kali itu: Pertama enter untuk meng-submit no peserta yang kita masukkan, Kedua: Menampilkan cover page. Ketiga: Menampilkan petunjuk pengisian. Jadi ini di tujukan bagi orang yang awam komputer. Hihihihi, ternyataaa. Saya memulai mengisi, wah sulit juga. Saya banyak salahnya! Wah jangan-jangan ga lulus. Saya pasrah aja deh. Begitu selesai, maka otomatis akan mengeluarkan hasilnya melalui printer yang ada di masing-masing komputer. Lulus!!! Alhamdulillah! Nilainya 67. Hampir ga lulus tuh. Dengan langkah ringan saya menuju keluar untuk melakukan test praktek. Eh, bapak yang tadi lagi komplain koq namanya ga disebut. Kasian banget deh.
  • 11:20 Lokasi pengujian berada di antar tempat parkir motor dan bangunan pendaftaran. Saya menuju ke pos C (untuk praktek sim C). Di tempat ini saya juga harus menunggu cukup lama, karena berkas dari test teori harus dibawa ke pos yang letaknya di tengah-tengah lapangan. Cape deh...kenapa ga di suruh bawa pesertanya aja sih. Di lokasi sudah menunggu beberapa orang. Kira-kira 30 menit, 3 orang dipanggil. 1 cowok dan 2 cewek. Bagi peserta yang membawa sepeda motor dapat menggunakannya untuk test, bagi yang tidak membawa di sediakan sepeda motor (kayaknya nyewa deh). Seorang petugas memberikan contoh. Lancar jaya deh... tiap hari latihan sih. Pertama yang mendapat giliran adalah si cowok. Test pertama, zig-zag, berhasil dilewati. Tapi test kedua, angka 8, tidak berhasil. Dia terlalu lambat sih. Ya sudah, gak lulus lah dia, dan harus mengulang 1 minggu kemudian. Selanjutnya si cewek. Test 1 ok, test 2 gak ok, karena kakinya menginjak tanah, tapi test tetap dijanjutkan. Test 3: berjalan dan berhenti di garis. Test 4: melalui jalur sempit (30 cm lebarnya). Test 4: Lewat jalan bergelombang. Test 5: Melaju ke jalan naik dan berhenti di garis. Semuanya ok, dan lulus. Peserta selanjutnya lulus dengan lancar. Wah gw lulus ga ya?
  • 11:45 Serombongan orang datang. Mereka dari club motor. Ternyata mengurus kolektif. Beberapa saat kemudian, “Bagi peserta kolektif, silahkan mempersiapkan kendaraannya.”. Nama mereka pun dipanggil satu-satu. Wah gw dilweati nih.... “Shindu ...” Lah, koq saya termasuk peserta kolektif?? Saya pun ke pos dan diberikan keplek kuning. Di berikan formulir test praktek. Di situ telah distempel “Lulus Test Praktek”. Loh koq??? apa gara-gara udah siang, jadinya pak polisinya males nguji lagi. Atau gara-gara mengurus kolektif? Gak tau deh, yang penting saya ikut test. Semudian seorang petugas memanggil pemimpin kelompok kolektif. Kelompok itu pun mengelilingi sang petugas. Ya saya ikut aja... Si petugas menjelaskan bahwa test nya hanya untuk resmi-resmi an saja, tapi tetap serius. Salah sedikit ga apa. Ohhh gtu pak... ok deh.
  • 12:10 Saya pun dipanggil, dan saya ikut test. Semua mulus, hanya waktu angka delapan, waktu mau keluar, saya agak miring sehingga melewati batas. Ah ga apa-apa, pasti lulus koq.
  • 12:20 Saya menuju ruang foto. Di sana jumlah yang menunggu makin banyak. Jadi klo saya terlambat bisa-biasa ngantri lamaaaaa. Tapi klo terlalu cepat, jg bisa-bisa gak lulus test praktek. Heehehehhe. Lima belas menit saya menunggu panggilan untuk foto. Di situ ada tiga petugas. Satu untuk mencatat pesrta yang foto, dua melakukan pemotretan. Saat pencatatan peserta, kita berikan contoh tandatangan, kemudian kita difoto, dan memberikan cap jempol. Semuanya terkomputerisasi, kecuali pecatatan peserta.
  • 12:45 Porses telah selesai, karena prnter cektak SIM rusak, saya harus menggambilnya esok hari jam 9 pagi. Klo mau tunggu, 2 jam!!!!
MISSION COMPLETE!

Catatan: Waktu tidak presisi, ada perbedaan sampai 10 menit :)

01 November 2007

Saat SIM ku telat 1 bulan

Sudah satu bulan ini SIM C saya mati. (ya dikubur donk). Dan selama itu saya beruntung karea tidak pernah terkena razia kendaraan. Tapi sebenarnya saya memang sangat jarang terkena razia, jadi SIM saya mungkin selama 5 tahun ini kurang dari 10 kali “dilihat” pak polisi.
Karena saya dulu membuat SIM di Kediri maka saya tidak dapat memperpanjangnya kecuali di Kediri pula. Namun sekarang saya telah menjadi warna kota Surabaya dan saya berniat membuat SIM C baru di Surabaya saja.
Mulai lah saya mencari info mengenai prosedur dan harga pembuatan SIM C baru di samsat Kolombo Surabaya. Dari internet saya mendapat info “harga” SIM C di Jakarta sekitar 400rb. Wuik...hampir 0.5 jt. Wah terus terang saya keberatan jika segitu. “Ah..itu kan di Jakarta, mungkin di Surabaya hanya setengahnya”, begitu guman ku. Ternyata ada tetangga yang mejadi “makelar” SIM, dan Anda tau dia mematok berapa? 370 rb bro!!! Beda 30rb doang dari Jakarta. Shi***t!! Saya coba mencari “agen” lain, dan mendapat potongan 50rb dari harga tadi, menjadi 320 rb. Hmmm... masih cukup mahal. Jadi saya masih pikir-pikir lagi. Saya pun mencari info bagaimana cara untuk mengurus sendiri di Surabaya. Yang dimaksud “cara” adalah apakah akan mudah atau biasa saja. Di Internet saya ga berhasil mendapatkan info untuk Samsat Surabaya. Kebanyakan info untuk daerah Jakarta, Depok, atau Bandung. Dari teman kantor, saya dapat info klo Samsat Kolombo lumayan bagus pelayanannya. Sudah satu atap dan jelas. Ok deh, saya putuskan mengurus SIM C pada 31 Oktober 2007 di hari Rabu. Saya pun membuat surat ijin untuk terlambat masuk kerja.
Rabu, 31 Oktober 2007 pagi, saya makin bingung. Enaknya apakah ngurus sendiri dengan waktu setengah hari atau “nembak” aja ya? Tadi malam sih saya udah tanya-tanya ke tetangga, apa kah bisa harga 320 rb itu turun menjadi 250 rb. Hahahahh lumayan tuh. Trus, tetangga ku itu bilang, ya nanti tanya ke orang nya aja klo masalah harga. Ok deh, saya coba, dan pagi ini tetangga ku datang dan bilang “Wah orang nya ga bisa mas, lagi ngurus akte kelahiran anaknya”. Wah-wah, paling-paling alasan dibuat-buat karena saya menawar harganya. Ah jangan buruk sangka, mungkin memang lagi ngurus akte. Tapi saya bersyukur juga, karena saya jadi gak ragu lagi untuk memutuskan mengurus SIM sendiri!! Ok, waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Pertama, mumpung dapet ijin telat, saya bawa zx ku ke bengkel untuk service ke-3. Saya taruh bengkel dan pulang lagi untuk meminjam motor mertua. Dan saya pun memulai perjuangan di Kolombo.

27 Oktober 2007

POS 2 dan 3 - Mengurus Akte Kelahiran di Surabaya

Pos kedua adalah Kecamatan. Kita ke sana berbekal form daftar akte dan form pisah KK. Seperti biasa, jangan ragu untuk bertanya!! Bertanyalah apa saja yang dibutuhkan untuk membuat akte lahir baru. (eh..tapi liat-lihat juga. Klo udah ada tulisan di tembok ya ga usah bertanya bro). Syaratnya adalah membawa semua berkas dari kelurahan kecuali form satu jiwa satu pohon. Eh ya, KK asli akan diminta dan dicoret sama petugas, karena akan dibuatkan KK baru. Proses di kecamatan cukup sederhana, gak seperti di keluarahan dimana kita harus menggotong pohon. Setelah proses pencatatan dan stempel, serta bayar biaya admin sebesar 25 ribu maka kita tinggal munggu KK selesai dalam waktu kira-kira 14 hari. Dari kecamatan kita dibekali copyan dari blanko pembuatan KK yang tadi kita bawa, untuk nantinya dibawa untuk mengambil KK.

Sambil menunggu KK, kita perlu juga untuk melegalisir foto copy surat nikah. Yang difoto copy adalah halaman depan (yang berisi nama dan foto,) dan halaman baliknya. Kemudian halaman paling belakan dimana ada tandatangan penghulunya. Saya ikuti saran petugas KUA agar membuat fotocopy tersebut 1 halaman saja. Selesai di fotocopy, kita bawa ke KUA dan di legalisir. Proses legalisir memakan waktu setengah hari (gak tau juga klo bayar, bisa cepet kali).

Pos ketiga adalah dispenduk. Setelah KK jadi, kita ambil di kecamatan. Syaratnya adalah copy-an blanko pembuatan KK. Oh ya, hampir lupa, klo kasusnya seperti saya (pisah KK) jangan lupa membawa kepala keluarga dari KK asal kita, untuk tanda tangan KK baru. Sampai di kecamatan, langsung ke loket pengambilan KK, kita serahkan blangko copy-an dan kita tanda tangani KK baru. Pihak kecamatan akan menawarkan sampul plastic untuk KK seharga 5000. (bukan penawaran sih…) Setelah KK baru selesai, maka foto copy KK baru tersebut untuk dibawa di Dispenduk. Syarat-syarat di dispenduk:

1.Foto copy surat nikah yang telah di legalisir
2.Foto copy KK baru
3.Foto copy KTP ortu (2 orang)
4.Foto copy KTP 2 orang saksi (saya pilih mertua saya)
5.Asli surat keterangan lahir dari RS

Kita membutuhkan tandatangan saksi, untuk itu kita dapat membawa saksi ke dispenduk. Namun ada opsi lain, jika kita memiliki banyak waktu, kite ke Dispenduk hanya untuk mengambil formulir. Setelah itu kita bawa pulang dan diisikan serta ditandatangani oleh : Ayah bayi, Saksi1 dan Saksi 2
Di Surabaya, Dispenduk berada di belakan Samsat Jl Kertajaya. Dari rumah saya butuh waktu 0.5 jam naik ZX130. Sampai di Dispenduk, langsung kita menuju ke loket Pembuatan Akte Lahir non Terlambat. Di situ nantinya ada loket pembuatan akte yang terlambat (gw ga ngarti maksudnya jg, denger2 sih klo bayi udah usia 3 bulan berarti terlambat). Sekali lagi, jangan malu bertanya sama petugas, jangan ke orang lain apalagi calo (emang bikin SIM ). Sang petugas akan memberikan kita 2 lembar formulir. Kita isi dengan lengkap dan tanda tangan. Di situ juga ada tanda tangan saksi…nah tuh dia. Gw gak tau klo saksi harus tanda tangan. Untung petugas di situ baik hati, karena tau rumah saya jauh, akhirnya saya tanda tangan sendiri saksinya….heheh. Tapi tanda tangannya jangan didepan loket. Ngumpet dulu. Serahkan dua formulir yang telah di tanda tangani beserta persyaratan dokumen ke petugas. Petugas akan men-check formulir dan selesai. Kita disuruh bayar ke loket kas sebesar 4.5 jt, eh salah….4500 rupiah…wuih murah nya ya. Dan selesai lah proses pembuatan akte. Saya dipersilahkan mengambil kira-kira 1 bulan kedepan. Wah puas deh rasanya, semuanya di kerjakan sendiri. Capek sih, tapi kan jadi tau proses-prosesnya. Dan yang bikin lega itu gak bertele-tele prosesnya dan juga tidak membuang uang banyak. 

 Salut juga sama pemerintah Surabaya.


POS 1 - Mengurus Akte Kelahiran di Surabaya

Setelah menunggu selama 9 bulan, akhirnya terlahirlah anak laki-laki dengan bobot 3.3 kg dan panjang 50cm. Bahagia rasanya menyaksikan cipataan-Nya yang sangat unik ini. Banyak hal yang harus kami persiapkan dalam menunggu buah hati ini. Yang pertama ya tentu saja duit. Ya gak banyak sih, cukup tiap bulan nyetor 300rb selama 6 bulan. (yang 3 bln dibuat bayar hutang…hihihih). Terus peralatan bayi, seperti kasur kecil, popok dan lainnya. Kemudian kami juga mempersiapkan nama. Ber puluh-puluh situs internet saya kunjungi demi mencari referensi nama, ternyata masih belum cukup juga. Kami akhirnya membeli buku yang berisi ribuan nama. Dan akhirnya kami pilih sebuah nama: Nizar Ahza al Azzam.


Sebagai warga Surabaya yang cukup baik (gak baik2 amat jg sih) tentu kami harus mendaftarkan putra kami sebagai salah satu penghuni tanah Surabaya. (Tapi alasan tepatnya, yak arena klo masuk SD atau TK kan butuh akte . Huss ojo banter-banter!!!
Sebenarnya saya bisa menguruskan akte lewat rumah sakit, namun ternyata syarat-syarat yang harus dibawa membuat RS hanya mengurus di Dispenduk. Padahal dispenduk adalah proses terakhir dalam mengurus akte…jadi sama juga boong dong. Saya pun akhirnya memutuskan untuk coba mengurus sendiri.


Pos pertama proses pengurusan akte adalah kelurahan. Sesuai ketentuan birokrasi yang ketat, untuk menuju pos pertama, saya harus memiliki surat pengantar dari RW, dimana kita harus ke RT dulu. Jadi minta blangko surat pengantar (keterangan) untuk membuat akte baru, kemudian isi dan di tanda tangan oleh RT. Ingat, nama peminta surat pengantar adalah ayah nya. (jgn tetangganya yo.) Setelah dari RT lengkap (1 lembar saja), bawa ke RW. Pihak RW akan mencatat surat kita dan memberikan tanda tangan ketua RW. Biasanya sih kita harus membayar kas. Terserah besarnya, klo saya bayar 3000 aja. Tergantung tempatnya ya… klo di Jakarta bayar segitu bisa stempel jidad loe.
Nah sekarang kita telah mendapat surat keterangan RT/RW. Kita bawa surat tersebut ke kelurahan. Ingat, sebelum ke kelurahan, jangan lupa bawa:


1.Foto copy Surat Nikah 1 lembar
2.Foto copy KTP suami-istri @1 lembar
3.Foto copy KK
4.Foto copy Surat Keterangan Lahir dari RS 1 lbr
5.Dan jg bawa aslinya ya


Selain dokumen-dokumen tersebut, perlu dipersiapkan sebuah pohon. Karena sekarang ada peraturan 1 badan 1 pohon. Di tempat saya terserah bawa tanaman apa. (Seharusnya kan yg berbentuk pohon). Orangnya bilang dia mau menerima bunga juga, asal dengan potnya. Namun saya ingin pohon yang saya bawa bisa tumbuh hingga puluhan tahun. Maka saya pilih pohon mangga. Saya beli pohon mangga seharga Rp 8000 di daerah Tj. Sadari. Wah lumayan jauh jg ngotong-ngotong pohon mangga setinggi 1.5 m ke kelurahan. Ya kira-kira 1.5 km an.


Di kelurahan petugas akan mengisikan form pembuatan akte. Lama gitu dia ngisinya, pingin bantuin koq males jg . Nah di peraturan baru, untuk membuat akte harus ada KK sendiri. Sebelumnya KK saya gabung dengan mertua…ya maklum tinggal di PMI. Maka petugas kelurahan akhirnya juga membuat kan form pembuatan KK baru. Totalnya, dari keluarahan kita akan mendapat 3 form. Pertama form pembuatan akte, kemudian form pisah KK, dan terakhir form satu jiwa satu pohon. Biaya yang harus saya keluarkan di kelurahan sebesar 20 ribu.

Bersambung...

20 Oktober 2007

Antara Odong-Odong dan Becak

Anda semua pasti tau apa itu Odong-Odong. Becak yang dimodifikasi menjadi arena bermain.
"Kendaraan" ini muncul udah cukup lama juga. Dulu sih masih berbentuk kuda-kudaan aja. Tapi sekarang udah berbagai macam bentuk, dari komedi puter, bianglala, dll.

Tau gak, seorang juragan odong-odong dapat meraih 800rb per hari. Wuiihhhh.
Coba baca di Nova : http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=12547

Tapi emang gak kaget juga, dengan tarif Rp 500 per lagu, jika dalam 1 jam mendapatkan 10 anak yg naik odong2 maka dari jam 9 pagi sampai 5 sore (8 jam ) akan mendapatkan Rp 40.000. Itu jika cuma 10 anak per jam.
Seorang pekerja yg bergaji 1.500.000 per bulan, maka per harinya adalah Rp 60.000.

Wah lumayan jg ya odong-odong. Cuma modal cape doang.

Sekarang, kita lihat ke sodaranya: Tukang becak.
Kayaknya nasib nya gak sebagus tukang odong-odong. Padahal mereka harus mengeluarkan tenaga extra untuk mengayuh becaknya + muatannya. Jika tukang odong-odong mengeluarkan tenaga untuk mengayuh anak2 kecil (yg pastinya sudah diatur agar kayuhannya gak berat), maka tukan becak bener2 mengkonvert energi yg dikeluargkan untuk menggerakkan becak dan muatannya sampai ke tujuan.

Di sisi "marketing" tukan becak juga kalah dengan odong-odong. Odong-odong terus berkeliling mencari pelanggan (jemput bola) sedangkan tukan becak gak mungkin dia kesana-kemari untuk mendapatkan penumpang. Paling2 nongkrong di perempatan....

Klo pendapatku, odong-odong lahir dari ide-ide kreatif orang2 kecil. Emang bener, jaman sekarang udah gak jaman lagi kerja keras, tapi kerja cerdas. Setujuuuuu????