JAX Asia adalah suatu seminar yang membahas isu-isu
di dunia Java, Eclipse, SOA, Web Service, dan hal lainnya yang terkait.
Tahun ini event JAX, di adakan di beberapa tempat di seluruh dunia, JAX
Eropa di Jerman, JAX India, JAX Asia, dan JAX Indonesia. Pembicara yang
hadir termasuk hebat buat saya, karena sudah level dunia. Bagi saya,
seminar ini sangat menambah wawasan, walau terreduksi oleh keterbatasan
saya dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
JAX Asia di selenggarakan di Singapore, persisnya di Hotel
Orchad, ballroom 3. Ruangan yang besar. Kapasitas maksimalnya bisa
sampai 500 orang kalau saya perkirakan. Namun untuk event ini sendiri,
tempat duduk yang tersedia hanya sekitar 100 orang, dan itu pun ketika
acara berlangsung hanya terisi sekitar 50% saja. Hari ini acara akan
berlangsung dari pukul 9:00 sampai pukul 17:00. Sehari penuh! Ada
sembilan topik yang akan di seminarkan, namun ada beberapa topic yang
berjalan pararel di ruangan lain, dengan durasi per topik adalah 50
menit. Antara topic disediakan Coffee break, yang tentunya bukan hanya
minum kopi :)
Pagi pukul 8:30 kita berangkat dari Hotel York menuju Hotel Orchad.
Kita hanya berjalan kaki, karena lebih efektif dan hemat, daripada kita
harus menggunakan taxi di pagi hari. Kami butuh waktu 15 menit untuk
sampai di Hotel Orchad yang letaknya di ujung Jalan Orchad.
Sampai di tempat, kami melakukan registrasi dan di berikan keplek,
majalah SDA Asia, serta beberapa brosur. Karena sudah waktunya, kami
langsung masuk ke ballroom 3. Pertama, dilakukan pidato Sesi
pertama, topic yang dibahas adalah "10 Ways to Improve your Code". Di
bawakan oleh Neal Ford, seorang arsitek software senior kelas
dunia. Pembawaan presentasinya bagus, cukup luwes. Sebagai orang yang
berbahasa Inggris, maka pengucapannya cukup jelas, tidak seperti
pengucapan orang-orang asia atau singapura. Selama presentasi, peserta
tidak ada yang bertanya, diam. Seperti ketika pelajaran Matematika di
SMA. Bahkan setelah selesai presentasi, ketika presentatornya
mempersilahkan untuk bertanya. Terlalu aneh buat ku, di negara
Singapura yang telah maju dan free
speech, orang-orangnya ternyata malu bertanya. Eh, apa mungkin
topic pembicaraannya terlalu mudah, atau terlalu susah malah? Tidak tau
lagi, mungkin di sesi lainnya ada pembahasan yang lebih hidup.
Materi selesai, kita melakukan coffee break. Ada tiga jenis makanan
kecil dan kue-kue an. Cukup lezat, walaupun beberapa makanan berasa
asing di lidah ini. Beberapa peserta memanfaatkan coffee break sebagai
ajang mencari relasi. Ada yang bertukar kartu nama, atau sekedar
berkenalan dan ngobrol ngalor-ngidul. Sebagian lagi ada yang
melihat-lihat stan sponsor. Tapi bagi kami, coffee break adalah saatnya
makan, karena kami tidak mendapat makan pagi dari hotel :P
Sesi kedua membahas tentang plug-in di
Eclipe, oleh Chirst Aniszczyk, Eclipse commiter di IBM Lotus.
Pembawaannya bagus, hanya pengucapannya kurang jelas, dan lebih
parahnya saya tidak mengerti topik ini :) Terlalu berat deh! Seperti
sebelumnya, sesi ini juga cukup dingin, tidak ada pertanyaan, tidak ada
sanggahan, tidak ada perdebatan. Dalam hatiku berkata: "Padha wae"
Tiba saat nya lunch, kali ini makanan yang di sajikan lebih lengkap,
termasuk nasi. Beberapa makanan tetap saja aneh. Baik itu rasanya
maupun bentuknya. Tapi saya coba semua, selama itu bukan makanan yang
diharamkan.
Setelah makan siang, sesi-sesi selanjutnya terasa lebih membosankan.
Benar-benar mati! Beberapa peserta malah terlihat mengantuk. Bule di
depan kami malah tertunduk, seperti tertidur. Kami lewati sesi-sesi itu
dan akhirnya selesai sudah. Kami sudah di tunggu bos di lobi hotel, dan
tanpa mengganti pakaian atau menaruh laptop, kami langsung menuju ke
Funan Center untuk melihat harga dan spek laptop. Funan center tutup
pada pukul 9, dan sampai itu lah kami di sana. Dari funan kami berjalan
kaki sampai ke marlion.
Memang rasanya enak berjalan-jalan di singapore. Jalananan bersih,
udara bisa dibilang bersih jika melihat negara ini adalah negara maju,
apalagi jika dibandingkan dengan Surabaya. Di singapore Anda akan
sangat jarang mencium bau asap kendaraan bermotor, walaupun itu bus
kota.
Kami nongkrong sampai sekitar
pukul sembilan waktu Surabaya, atau pukul 10 waktu singapore. Setelah
itu kita makan di daerah makansutra
yang merupakan outdor food court
yang menjual makanan Melayu, Chinese, dan India. Saya sih gak selera
makan di situ, dan hanya makan Roti Prata, trus minumnya Es Tebu
seharga S$ 1.8. Malam yang indah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar