Sudah satu bulan ini SIM C saya mati. (ya dikubur donk). Dan selama itu saya beruntung karea tidak pernah terkena razia kendaraan. Tapi sebenarnya saya memang sangat jarang terkena razia, jadi SIM saya mungkin selama 5 tahun ini kurang dari 10 kali “dilihat” pak polisi.
Karena saya dulu membuat SIM di Kediri maka saya tidak dapat memperpanjangnya kecuali di Kediri pula. Namun sekarang saya telah menjadi warna kota Surabaya dan saya berniat membuat SIM C baru di Surabaya saja.
Mulai lah saya mencari info mengenai prosedur dan harga pembuatan SIM C baru di samsat Kolombo Surabaya. Dari internet saya mendapat info “harga” SIM C di Jakarta sekitar 400rb. Wuik...hampir 0.5 jt. Wah terus terang saya keberatan jika segitu. “Ah..itu kan di Jakarta, mungkin di Surabaya hanya setengahnya”, begitu guman ku. Ternyata ada tetangga yang mejadi “makelar” SIM, dan Anda tau dia mematok berapa? 370 rb bro!!! Beda 30rb doang dari Jakarta. Shi***t!! Saya coba mencari “agen” lain, dan mendapat potongan 50rb dari harga tadi, menjadi 320 rb. Hmmm... masih cukup mahal. Jadi saya masih pikir-pikir lagi. Saya pun mencari info bagaimana cara untuk mengurus sendiri di Surabaya. Yang dimaksud “cara” adalah apakah akan mudah atau biasa saja. Di Internet saya ga berhasil mendapatkan info untuk Samsat Surabaya. Kebanyakan info untuk daerah Jakarta, Depok, atau Bandung. Dari teman kantor, saya dapat info klo Samsat Kolombo lumayan bagus pelayanannya. Sudah satu atap dan jelas. Ok deh, saya putuskan mengurus SIM C pada 31 Oktober 2007 di hari Rabu. Saya pun membuat surat ijin untuk terlambat masuk kerja.
Rabu, 31 Oktober 2007 pagi, saya makin bingung. Enaknya apakah ngurus sendiri dengan waktu setengah hari atau “nembak” aja ya? Tadi malam sih saya udah tanya-tanya ke tetangga, apa kah bisa harga 320 rb itu turun menjadi 250 rb. Hahahahh lumayan tuh. Trus, tetangga ku itu bilang, ya nanti tanya ke orang nya aja klo masalah harga. Ok deh, saya coba, dan pagi ini tetangga ku datang dan bilang “Wah orang nya ga bisa mas, lagi ngurus akte kelahiran anaknya”. Wah-wah, paling-paling alasan dibuat-buat karena saya menawar harganya. Ah jangan buruk sangka, mungkin memang lagi ngurus akte. Tapi saya bersyukur juga, karena saya jadi gak ragu lagi untuk memutuskan mengurus SIM sendiri!! Ok, waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Pertama, mumpung dapet ijin telat, saya bawa zx ku ke bengkel untuk service ke-3. Saya taruh bengkel dan pulang lagi untuk meminjam motor mertua. Dan saya pun memulai perjuangan di Kolombo.
Karena saya dulu membuat SIM di Kediri maka saya tidak dapat memperpanjangnya kecuali di Kediri pula. Namun sekarang saya telah menjadi warna kota Surabaya dan saya berniat membuat SIM C baru di Surabaya saja.
Mulai lah saya mencari info mengenai prosedur dan harga pembuatan SIM C baru di samsat Kolombo Surabaya. Dari internet saya mendapat info “harga” SIM C di Jakarta sekitar 400rb. Wuik...hampir 0.5 jt. Wah terus terang saya keberatan jika segitu. “Ah..itu kan di Jakarta, mungkin di Surabaya hanya setengahnya”, begitu guman ku. Ternyata ada tetangga yang mejadi “makelar” SIM, dan Anda tau dia mematok berapa? 370 rb bro!!! Beda 30rb doang dari Jakarta. Shi***t!! Saya coba mencari “agen” lain, dan mendapat potongan 50rb dari harga tadi, menjadi 320 rb. Hmmm... masih cukup mahal. Jadi saya masih pikir-pikir lagi. Saya pun mencari info bagaimana cara untuk mengurus sendiri di Surabaya. Yang dimaksud “cara” adalah apakah akan mudah atau biasa saja. Di Internet saya ga berhasil mendapatkan info untuk Samsat Surabaya. Kebanyakan info untuk daerah Jakarta, Depok, atau Bandung. Dari teman kantor, saya dapat info klo Samsat Kolombo lumayan bagus pelayanannya. Sudah satu atap dan jelas. Ok deh, saya putuskan mengurus SIM C pada 31 Oktober 2007 di hari Rabu. Saya pun membuat surat ijin untuk terlambat masuk kerja.
Rabu, 31 Oktober 2007 pagi, saya makin bingung. Enaknya apakah ngurus sendiri dengan waktu setengah hari atau “nembak” aja ya? Tadi malam sih saya udah tanya-tanya ke tetangga, apa kah bisa harga 320 rb itu turun menjadi 250 rb. Hahahahh lumayan tuh. Trus, tetangga ku itu bilang, ya nanti tanya ke orang nya aja klo masalah harga. Ok deh, saya coba, dan pagi ini tetangga ku datang dan bilang “Wah orang nya ga bisa mas, lagi ngurus akte kelahiran anaknya”. Wah-wah, paling-paling alasan dibuat-buat karena saya menawar harganya. Ah jangan buruk sangka, mungkin memang lagi ngurus akte. Tapi saya bersyukur juga, karena saya jadi gak ragu lagi untuk memutuskan mengurus SIM sendiri!! Ok, waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Pertama, mumpung dapet ijin telat, saya bawa zx ku ke bengkel untuk service ke-3. Saya taruh bengkel dan pulang lagi untuk meminjam motor mertua. Dan saya pun memulai perjuangan di Kolombo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar