Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Cari Blog Ini

18 Desember 2007

Hari 3: JAX Asia 2007 day 2

Hari kedua JAX Asia terasa lebih membosankan. Ada beberapa agenda yang di ubah. Kali ini saya mencoba untuk mengikuti seminar di ruang lainnya (ruang utama adalah Ballroom 3), yaitu di ruang Lavender. Ruangan Lavender jauh lebih kecil daripada Ballroom 3, namun ternyata lebih nyaman karena antara pembicara dan peserta tidak terlalu jauh. Neal Ford membawakan materi pengenalan JRuby. Cukup bagus menurut saya karena dia mampu membuat orang yang tidak mengerti JRuby menjadi mengerti :) Presentasi selanjutnya di ruangan ini membahas tentang Java FX. Suatu script dengan dasar Java untuk membuat tampilan yang hebat di atas program Java. Presentasi ini beriisi demo pembuatan aplikasi FX sederhana. Sangat menarik, para peserta terlihat antusias. Sesi ini adalah sesi terakhir sebelum makan siang. Setelah makan siang, semua sesi dilakukan di Ballroom 3. Tinggal tiga sesi lagi sebelum JAX Asia resmi ditutup, dan ketiga sesi tersebut benar-benar membosankan. Tidak hidup. Kadang saya kasihan kepada pembicara, mungkin mereka menyesal menjadi pembicara di JAX Asia singapore ini :)
Ballroom 3, Orchad Hotel

Seluruh acara selesai pada pukul 16:30 waktu Singpore. Hari masih cukup terang, dan sangat pas untuk menyusuri jalan orchad. Memang menyenangkan berjalan kaki di jalanan Singapore. Tidak ada PKL yang membuka stan di trotoar sehingga menutup jalan. Tidak ada pengamen, atau pun penminta-minta. Untuk menyeberang jalan pun mudah, karena di setiap persilangan jalan ada zebra cross yang digunakan benar-benar untuk penyebrang jalan. Kalau pun kita harus menyebrang menggunakan jembatan penyebrangan, kita tidak perlu capek-capek saat menaiki tangga, karena ada eskalatornya. Ya, memang orchad tempat utama di Singapore, jadi semuanya serba menyenangkan.


Orchad Road

Di perjalan, kami mampir ke 7 Eleven, yaitu toko kelontong seperti Alfamart atau Indomart. Saya butuh membeli sikat gigi, sedang rekan membeli kartu telepon. Penjaga toko adalah seorang India. Wajahnya cukup sangar dan hitam. Kebanyakan orang India di Singapore bekerja sebagai tenaga kasar. Ternyata harga sikat gigi di toko itu cukup mahal. Saya membeli untuk merek Oral-B seharga S$5, atau Rp 30.000, begitu pula dengan kartu telepon, berharga S$5. Tarif telekomunikasi di Singapore cukup murah. Untuk menelepon ke Indonesia (HP atau Lokal) hanya 30 sen per menit. Malah jika menggunakan telepon coin, Anda dapat menelepon ke nomor lokal di Indonesia seharga 20 sen per menit. Di hotel, kami beristirahat sekitar 20 menit sebelum selanjutnya kami menuju ke Funan Center untuk belanja laptop. Cukup banyak kami membeli laptop. Total 6 buah laptop! Bingung rasanya jika membayangkan bagaimana kami membawanya pulang ke Indonesia nanti. Sebenarnya harga laptop di Singapore tidak terlalu beda jauh dibanding di Indonesia. Tapi jika membeli banyak ya cukup menghemat biaya. Dari Funan Center kami kembali ke Hotel untuk menaruh laptop-laptop tersebut, dan kemudian kembali keluar menuju daerah Rafles dengan MRT. Kali ini MRT yang kami tumpangi cukup lengang, sehingga saya merasa PD untuk berfoto ria.


Di depan pintu MRT


Didalam MRT

Hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai di Rafles. Dengan panorama bangunan tua, Rafles cocok untuk tempat bersantai sehabis bekerja. Beberapa kali kami berfoto ria di sini, sayangnya batre camera habis...


Panrama malam di Rafles

Tidak ada komentar: