Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Cari Blog Ini

24 Januari 2009

PLH Lagi...


Ada berita sedih kemarin. Terjadi PLH (Peristiwa Luarbiasa Hebat) di Bojonegoro. Antara KA Rajawali dan KA Antaboga. KA Rajawali adalah KA Eksekutif yang melayani trayek Surabaya-Semarang. Sedang KA Antaboga adalah KA Pengangkut petikemas antara Jakarta-Surabaya. Dari beberapa media masa, lokasi PLH adalah di emplasement St. Kapas, Bojonegoro. Namun penyebab pasti kecelakaan masih sipang siur. Posisi KA Ataboga saat itu sudah berada di jalur 1, dimana jalur 1 adalah sepur belok. Dengan kondisi ini seharusnya KA Rajawali akan masuk ke jalur 2 (sepur lurus) dan langsung tanpa berhenti. Kemungkinannya, saat itu KA Antaboga baru masuk dan belum kondisi benar-benar berhenti, sehingga posisi jalur masih membentuk ke jalur 1 (sesuai tata cara). Jika memang begitu, saat itu singnal muka harusnya menunjukkan aspek tidak aman. Jika hal ini yang terjadi maka dipastikan penyebabnya human error. Karena dari beberapa media masa, menyebutkan KA Rajawali masuk dengan kecepatan 80 km/jam. Kemungkinan yang lain adalah, posisi signal masuk memang aman, kemudian petugas PPKA telah yakin memindahkan wesel ke posisi jalur2, tapi ternyata wesel tidak berpindah, sehingga KA tetap masuk jalur 1.
Yah kita tunggu saja hasil penyidikan KNKT, semoga tidak terjadi lagi di masa mendatang. Amin

21 Januari 2009

‘Holocaust’ dan Gaza

GAZA (Arrahmah.com) - Keturunan Yahudi yang selamat dari 'holocaust' pada perang dunia II, kini mereka melakukan hal yang serupa kepada penduduk Palestina di Jalur Gaza.

Membangun dinding dan pagar kawat seakan-akan seluruh penduduk berada di penjara

Pos pemeriksaan menjadikan manusia tidak bebas bergerak

Penangkapan

Penghancuran rumah dan gedung-gedung

Nasib anak-anak dan apa yang dilakukan anak-anak di kubu musuh

Mesin propaganda klasik, kalian akan menemukan foto hitam putih di semua buku-buku sejarah, ensiklopedi, perpustakaan dan museum-museum. Foto yang melukiskan seorang anak laki-laki Yahudi dengan tangan di atas ketika tentara Nazi menodongkan senjata ke arahnya dan keluarganya. Ini dilakukan untuk membuat kalian bersimpati dengan para korban dan mendukung keinginan mereka untuk mendapatkan keadilan dan tanah air mereka.

Israel mempraktekkan hal yang serupa

(Hanin Mazaya/Arrahmah.Com)

SBY dan Tahu Berhadiah Cabe

Saya sering jengkel klo liat iklan salah satu partai politik di televisi. Itu loh iklan yang bilang BBM turun sampe 3x. Jengkelnya karena saya merasa dibodohi. Tapi untung aja (dengan gaya sombong) gue ga tertipu oleh iklan itu. Nah kebetulan, di salah satu milis ada post tentang iklan itu. Wah kayaknya mewakili perasaanku. So saya tampilkan aja. Silahkan menyimak:

SBY dan Tahu Berhadiah Cabe
By Baban Sarbana

"Tahu... tahu.. tahu..."
Itu suara salah satu pedagang kereta ekonomi Bogor Jakarta. Seperti biasa, gerbong kereta pun bak pasar kaget.
"Tahu.. tahu.. berhadiah cabe. Tahu berhadiah cabe."
Hmmmm. Hehehehehe.
More...Saya mikir trus ketawa. Kreatif juga nih si Abang Tukang Tahu, ngejualnya. Kalau ngga beli, ya paling nggak nengok lah orang yang denger. Dia menjadikan sesuatu yang emang gratis, tapi seolah-olah hadiah. Bagaimana rasanya makan tahu tanpa cabe. Jadi, cabe itu ya wajib jadi bagian dari paket jualan tahu.
Saya buka koran dan melihat iklan partai politik. Tepatnya partai politik yang tokoh utamanya sedang jadi RI 1. Saya jadi ingat juga dengan iklan keduanya di televisi.
"Pertama dalam sejarah, harga BBM turun 3 kali.. bla bla....Lanjutkan!"
Lho.. bukannya BBM ngga turun.. tapi naik turun? Bukannya itu memang kewajiban seorang yang terkait dengan posisinya sebagai pejabat tinggi? Memang harusnya begitu?Bukannya menurunkan BBM itu seperti cabe buat tahu? bukan prestasi, tapi memang kewajiban?
Banyak pejabat di negeri ini sudah salah kaprah antara kewajiban dengan prestasi. Yang namanya kewajiban, memang melekat dengan jabatan yang diemban. Ketika terlaksana, ya gugur kewajibannya. Ibarat terkait agama, maka gugur kewajiban itu sekedar tidak berdosa.
Beda dengan prestasi. Prestasi itu ketika melampaui tujuan. Kadang terlepas dari kewajiban.
Bagaimana mungkin membanggakan gugurnya kewajiban sebagai prestasi? Apakah ini menandai terjangkitnya penyakit baru yang bernama Tahu Gratis Cabe?
Pyuuuuh....! Cabe deh...

03 Januari 2009

Signal Sepur (Mekanik)

Semenjak gabung di milis tentang sepur, pengetahuan saya pada dunia per sepuran makin bertambah. Jika dulu saya hanya menduga-duga arti simbol-simbol dan tanda-tanda dalam perjalanan kereta api, maka sekarang saya sudah mengerti sebagian dari simbol atau tanda itu. Walaupun baru sebagian kecil saja yang saya tau.
Dalam dunia per-sepur-an, seorang masinis adalah orang yang bertugas menjalankan lokomotif, tetapi dia bukan orang yang menentukan arah dan perjalanan kereta api. Namanya aja masinis, atau engineer, atau juru mesin, jadi tugasnya menjalankan mesin, menentukan kecepatannya, atau memberhentikannya. Sedangkan orang yang bertugas mengatur perjalanannya disebut PPKA. Jadi mode transportasi ini memang mode transportasi yang rumit, saling berhubungan dengan semua aspek, tidak bisa berjalan secara pribadi, seperti halnya transportasi jenis Bus, apalagi angkot.
Kenapa seorang sopir Bus dapat dengan bebas memberhantikan Bus nya, atau membelokkan ke jalur lain, mendahului kendaraan lain, malah ngetem di pertigaan Kertosono dengan seenak udelnya sendiri, hal ini disebabkan Bus lebih mudah di kendalikan, lebih mudah berhenti, dan tentu dapat berbelok dimana saja, dan jika bus itu berhenti, bus yang lain bisa mendahuluinya. Tidak seperti kereta api, dimana proses pengereman dapat memakan jarak yang panjang, sehingga tidak bisa mengerem mendadak jika melihat ternyata jalan berbelok tajam, dan juga tidak dapat berbelok sesuka hati karena menhindari orang menyeberang jalan. Untuk itulah di sediakan rambu-rambu yang khusus pula.
Pandangan masinis atas jalur yang akan dilaluinya kadang kala tidak bebas. Tidak tau apakah didepan ada perlintasan, atau ada belokan, atau ada percabangan. Walaupun mungkin para masinis sudah hapal atas track.
Dari foto dibawa ini menunjukkan padangan masinis sangatlah tertutup terhadap apa yang ada di depannya. Signal tersebut adalah signal muka, yang artinya signal yang memberikan informasi akan signal lain setelah signal ini. Arti signal muka ini adalah signal di depan menunjukkan aspek aman (lampu Ijo) untuk signal selanjutnya, jadi masinis tidak perlu menurunkan kecepatan.

Berbeda dengan foto dibawah ini yang menunjukkan signal muka warning. Dengan arti, signal selanjutnya adalah aspek tidak aman (warna merah, dan harus berhenti). Untuk itu masinis harus mengurangi kecepatannya.


Setelah melewati signal muka, maka selanjutnya akan ada signal masuk. Yaitu signal yang menentukan apakah KA terus, stop, atau jalan pelan-pelan. Gambar dibawa ini menujukkan signal masuk dengan arti: KA harus jalan dengan kecepatan terbatas karena akan masuk sepur belok (masuk jalur percabangan), dan kemudian berhenti. Mungkin karena harus bersimpangan dengan KA lain.


Sedangkan gambar dibawah ini menampilkan signal masuk dengan aspek aman, karena KA masuk sepur lurus.


Sedangkan jika kedua palang signal tertutup (horizontal), maka artinya KA belum boleh melewati signal tersebut. Kemungkinan penyebabnya proses langsir belum selesai atau hal lain.

Signal tipe lain adalah signal yang palangnya hanya satu. (Sory gak tau namanya, kan dah bilang belum tau terlalu banyak). Dibawah ini adalah signal dengan aspek aman. Sehingga KA dapat berangkat.

Kadang juga ada seperti yang dibawah ini. Signal ini berada di jalur keluar Stn. Pasar Turi menuju ke Stn. Kalimas atau ke Stn. Sidotopo. Ada dua signal, munurut gue (sok tau nih) setiap signal itu mewakili apakah akan menuju ke Kalimas atau ke Sidotopo. Karena yang aspek aman adalah signal sebelah kiri,maka mungkin loko class D itu akan menuju ke Stn. Kalimas.

Saya akan menunjukkan peristiwa persilangan dua rangkaian KA. Coba lihat, KA ekonomi ini tertahan signal keluar. Kenapa dia tertahan, ternyata kita lihat di kejauhan, signal masuk menunjukkan aspek aman untuk KA yang berlawanan. Jadi setelah itu akan ada KA lain dari arah berlawanan masuk ke sepur lurus.

Selain jenis signal di atas masih ada banyak lagi jenis lain. Seperti yang ada di stasiun Semut Surabaya. Saya masih tidak tau apa arti signal dibawah ini. Mungkin tiap lengan menggambarkan setiap jalur di stasiun ini.

Juga ada signal seperti di bawah ini, yaitu signal langsir. Jika x berarti boleh langsir.

Atau juga singal jenis dibawah ini. Dua buah bundaran warna hijau. Signal ini mununjukkan pembatasan kecepatan. Biasanya setelah signal ini ada signal bulat warna merah yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang membuat KA harus berjalan dengan kecepatan rendah. Misalnya perbaikan rel atau kecelakaan.

Dan ada juga singal stop yang diberikan oleh PPKA.


Setelah saya menjelaskan (dengan sok taunya) signal-signal yang ditujukan untuk mengatur kecepatan, masuk-keluar, dan jalan atau berhenti, maka di bawah ini saya tunjukkan signal, atau lebih tepatnya disebut rambu-rambu. Foto dibawah ini adalah rambu yang menunjukkan kondisi jalur yang akan di lewati. Apakah akan naik, turun,atau mendatar. Foto dibawah menunjukkan jalan akan naik (setelah terowongan) setelah tanda ini.


Sebaliknya foto dibawah ini menunjukkan jalan akan turun setelah rambu.


Seperti yang saya ceritakan diawal, KA adalah transportasi yang rumit, bahkan untuk membunyikan klaksonnya pun harus di atur. Foto dibawah ini adalah semboyan 35. Dimana seorang masinis harus membunyikan klakson dengan kode tertentu. Semboyan ini menunjukkan bahwa persilangan dengan jalan di depan.


Sudah sedikit mengertikan? Mengenai signal dan rambu di dunia persepuran. Padahal masih banyak lagi yang lainnya. Mungkin lain waktu saya bisa sambung. Kalau ilmunya sudah numpuk.