- Sepeda motor Shogun 125 lama
- Tas Eiger yang berisi:
- Ballpoint
- Foto copy KTP 4 lbr
- Dompet eiger yang berisi:
- Uang Rp 250 rb
- KTP asli
- STNK motor Shogun 125 lama
Rabu, 31 Oktober 2007
- 09:10 Datang di kolombo, di hadang oleh sekelompok calo. Langsung ke tempat parkir, dan disana juga ada calo.
- 09:12 Liat kiri kanan, kemana ya saya harus melangkah.... Oh itu dia, ada tulisan “Pemohon SIM” dan arah panah. Saya ikuti arah, loh kok muter, walah ternyata pintu masuk ada di ujung kanan. Tau gitu dari tempat parkir langsung menyebrangi temat test praktek saja.
- 09:14 Tanya petugas di loket bank, gimana cara bikin SIM baru. Dengan baik, petugas menuruh saya test kesehatan dulu. Ok deh... Saya pun ke ruang sebelah untuk daftar test kesehatan seharga 10 rb dan satu lembar foto copy. Saya di beri formulir test kesehatan dan disuruh mengisi...Lah piye to, jadi kita mengetes kesehatan diri sendiri. Ya gak apa, bukannya kita yang lebih tau kesehatan kita? Hehehehe, karep mu lah....
- 09:19 Selesai mengisi, dan petugas mempersilahkan masuk. Di situ ada satu petugas kesehatan yang menanyakan “Golongan darahnya apa?”. “B” jawab ku. Padahal sudah ditulis di formulir kesehatan. Lalu saya lanjut ke petugas di ruang sebelah. Saat itu hanya ada 9 orang yang mengantri. Ibu petugas hanya mengetes mata, dan kita menunggu lagi, kira-kira....15 menit. Benar-benar membuang waktu!!
- 09:50 Selanjutnya saya menuju loket Bank untuk membeli formulir seharga 75rb. Saya melewati ruang daftar tes kesehatan, bused...udah penuh sesak manusia. Telat dikit saya akan menjadi salah satu dari mereka.... Sebaiknya kita membawa uang pas, karena biasanya orang-orang membayar dengan uang pecahan 100rb an, jadi petugas nya kehabisan stok kembalian. Setelah formulir di tangan, maka serahkan pada bagian pendaftaran, di loket sebelah kiri loket formulir.
- 09:51 Saya menuju loket sidik jari. Sebelumnya sebaiknya kita mengisi dulu formulir pendaftaran (kadang petugas tidak melihat formulir pendaftaran). Di loket sidik jari, kita diberikan formulir sidik jari. Isi kan sesuai dengan data ciri tubuh. Setelah lengkap serahkan ke petugas di tempat kita tadi mendapatkan formulir sidik jari. Tunggu hingga nama kita di panggil.
- 09:55 Nama saya dipanggil, saya pun masuk ke ruang sidik jari. Bersama saya ada 10 orang. Di dalam mengantri sebentar karena disitu ada 2 petugas pemeriksa. (lumayan ada dua, kadang cuma 1 orang saja). Selesai sidik, di serahkan di petugas bagian dalam untuk dibaca dan diisikan rumus sidik jari kita. Hanya buntuh waktu 3 detik untuk membaca rumus jari kita...wah gimana ya caranya? Petugas pencatat menulis nama saya. “Loh tadi juga ada nama Shindu”, dengan cepat dia periksa di lembar catatan. Tidak ketemu. Dibuka lembar belakangnya, dan memang ada nama Shindu. Wah petugasnya ternyata awas juga. Trus klo namaku sama mau apa.....
- 10:02 Menuju ke “Loket 1”. Gak ngerti apa artinya Loket 1, yang pasti itu buat pencari SIM baru. Di kolombo letaknya di bagian ujung kiri. Agak gelap lokasinya. Saya serahkan formulir yang saya bawa (Pendaftaran, Kwitansi, dan Sidik jari). Petugas mengambil formulir pendaftaran dan sidik jari. Jadi sekarang kita membawa kwitansi dan potongan formulir pendaftaran. Next step: Ujian Teori dan Praktek.
- 10:05 Sebelum masuk ke ruang ujian teori (ruangan ini juga tempat foto dan mengambil SIM) ada petugas penjaga yang memberikan keplek bertuliskan “Peserta no xxx”, lupa saya nomornya. Masuk keruangan, wuih...udah rame. Tapi enak, karena ber-AC. Lamaaaa sekali menunggu giliran untuk test teori. Beberapa peserta keluar dari ruang test dengan berbagai gaya. Ada yang tertawa dan berkata “Gak lulus...”, ada yang diem aja langsung menuju keluar ruangan untuk test praktek (berarti lulus). Makin nambah deg-deg an aja. Disamping saya ada bapak-bapak, tanya: “Mas, ini kwitansi nya di tumpuk dulu apa ndak?”. “Waduh ndak tau pak. Emang kenapa pak?”. “Saya sudah lama gak dipanggil-panggil. Padahal orang yang masuk sesudah saya sudah dipanggil”. Percakapan terhenti untuk mendengarkan informasi panggilan. 30 menit lewat, koq saya belum dipanggil juga... jangan-jangan harus menyerahkan formulir dulu. Saya coba tanya ke anak di samping jauh. “Mas, kwitansi ini harus di tumpuk dulu ya?”. “Test pertama atau ngulang Mas?”. “Test pertama”. “Klo gtu ga usah, tinggal nunggu di panggil”. “Oh gitu, thx ya”. Lega deh.
- 10:45 Ahirnya, nama saya dipanggil, tapi nama bapak yang tadi tanya gak dipanggil. Waduh kasian juga. Saya pun masuk ke ruang test dengan penuh debar. Ruang test di Kolombo sudah terkomputerisasi. Makanya tidak ada pensil 2B di list saya. Jadi kita tinggal memasukkan jawaban di layar komputer, dan hasilnya langsung keluar saat itu juga. Hebat euy. Sebelumnya, kita (ber-3) di briefing. “Jadi nanti masukkan kode peserta, trus tekan enter 3 kali”. Loh emang kenapa koq gitu? “Tiap pertanyaan ada pilihan a,b,c dan d. Untuk menjawab tinggal tekan tombol a, b, c, atau d dan kemudian tekan enter”. Ok deh pak... Saya pun menuju komputer paling depan. Saya masukkan kode peserta dan tekan enter 3 kali. Oalaaaaaahhh ternyata maksudnya 3 kali itu: Pertama enter untuk meng-submit no peserta yang kita masukkan, Kedua: Menampilkan cover page. Ketiga: Menampilkan petunjuk pengisian. Jadi ini di tujukan bagi orang yang awam komputer. Hihihihi, ternyataaa. Saya memulai mengisi, wah sulit juga. Saya banyak salahnya! Wah jangan-jangan ga lulus. Saya pasrah aja deh. Begitu selesai, maka otomatis akan mengeluarkan hasilnya melalui printer yang ada di masing-masing komputer. Lulus!!! Alhamdulillah! Nilainya 67. Hampir ga lulus tuh. Dengan langkah ringan saya menuju keluar untuk melakukan test praktek. Eh, bapak yang tadi lagi komplain koq namanya ga disebut. Kasian banget deh.
- 11:20 Lokasi pengujian berada di antar tempat parkir motor dan bangunan pendaftaran. Saya menuju ke pos C (untuk praktek sim C). Di tempat ini saya juga harus menunggu cukup lama, karena berkas dari test teori harus dibawa ke pos yang letaknya di tengah-tengah lapangan. Cape deh...kenapa ga di suruh bawa pesertanya aja sih. Di lokasi sudah menunggu beberapa orang. Kira-kira 30 menit, 3 orang dipanggil. 1 cowok dan 2 cewek. Bagi peserta yang membawa sepeda motor dapat menggunakannya untuk test, bagi yang tidak membawa di sediakan sepeda motor (kayaknya nyewa deh). Seorang petugas memberikan contoh. Lancar jaya deh... tiap hari latihan sih. Pertama yang mendapat giliran adalah si cowok. Test pertama, zig-zag, berhasil dilewati. Tapi test kedua, angka 8, tidak berhasil. Dia terlalu lambat sih. Ya sudah, gak lulus lah dia, dan harus mengulang 1 minggu kemudian. Selanjutnya si cewek. Test 1 ok, test 2 gak ok, karena kakinya menginjak tanah, tapi test tetap dijanjutkan. Test 3: berjalan dan berhenti di garis. Test 4: melalui jalur sempit (30 cm lebarnya). Test 4: Lewat jalan bergelombang. Test 5: Melaju ke jalan naik dan berhenti di garis. Semuanya ok, dan lulus. Peserta selanjutnya lulus dengan lancar. Wah gw lulus ga ya?
- 11:45 Serombongan orang datang. Mereka dari club motor. Ternyata mengurus kolektif. Beberapa saat kemudian, “Bagi peserta kolektif, silahkan mempersiapkan kendaraannya.”. Nama mereka pun dipanggil satu-satu. Wah gw dilweati nih.... “Shindu ...” Lah, koq saya termasuk peserta kolektif?? Saya pun ke pos dan diberikan keplek kuning. Di berikan formulir test praktek. Di situ telah distempel “Lulus Test Praktek”. Loh koq??? apa gara-gara udah siang, jadinya pak polisinya males nguji lagi. Atau gara-gara mengurus kolektif? Gak tau deh, yang penting saya ikut test. Semudian seorang petugas memanggil pemimpin kelompok kolektif. Kelompok itu pun mengelilingi sang petugas. Ya saya ikut aja... Si petugas menjelaskan bahwa test nya hanya untuk resmi-resmi an saja, tapi tetap serius. Salah sedikit ga apa. Ohhh gtu pak... ok deh.
- 12:10 Saya pun dipanggil, dan saya ikut test. Semua mulus, hanya waktu angka delapan, waktu mau keluar, saya agak miring sehingga melewati batas. Ah ga apa-apa, pasti lulus koq.
- 12:20 Saya menuju ruang foto. Di sana jumlah yang menunggu makin banyak. Jadi klo saya terlambat bisa-biasa ngantri lamaaaaa. Tapi klo terlalu cepat, jg bisa-bisa gak lulus test praktek. Heehehehhe. Lima belas menit saya menunggu panggilan untuk foto. Di situ ada tiga petugas. Satu untuk mencatat pesrta yang foto, dua melakukan pemotretan. Saat pencatatan peserta, kita berikan contoh tandatangan, kemudian kita difoto, dan memberikan cap jempol. Semuanya terkomputerisasi, kecuali pecatatan peserta.
- 12:45 Porses telah selesai, karena prnter cektak SIM rusak, saya harus menggambilnya esok hari jam 9 pagi. Klo mau tunggu, 2 jam!!!!
Catatan: Waktu tidak presisi, ada perbedaan sampai 10 menit :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar