1. Pentingnya mengenal Rasulullah
Di alam kubur, pertanyaan ke-dua dari malaikat adalah "Siapakah Nabimu?" Beliau adalah Muhammad ibnu Abdillah ibnu Abdul Muttalib. Termasuk keturunan nabi Ismail dan Ibrahim.Lahir di Makkah, menjadi Nabi ketika umur 40 tahun. Menyampaikan risalah Allah selama 23 tahun. Meninggal di Madinah setelah beliau menyampaikan Islam yang telah Allah sempurnakan.
Mengenal beliau tidak cukup dengan mengenal nama, keluarga, nasabnya. Sebagai muslim kita harus mengenal tugas beliau sebagai utusan Allah, dan mengentauhi apa kewajiban kita terhadap beliau.
Tugas utama Rasulullah adalah membawa 4 perkara yaitu
1. Membawa perintah dari Allah supaya kita jalankan
2. Membawa larangan dari Allah supaya kita jauhi dan tinggalkan
3. Membawa berita dari Allah supaya kita benarkan
4. Membawa tata cara ibadah dari Allah supaya kita beribadah kepada Allah
dengan cara tersebut.
Kalau kita mentaati beliau dalam 4 hal ini maka pada hakikatnya kita telah mentaati Allah.
"Barang siapa yang telah mentaati Rasul, seungguhnya telah mentaati Allah" QS An Nisaa: 80
2. Mengenal Rasulullah sebagai Pembawa Perintah Allah
Beliau sampaikan perintah dari Allah, agar kita menjalankan perintah tersebut kita jalankan sesuai kemampuan kita. "Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka hendaklah kalian kerjakan sesuai dengan keampuan kalian " HR. Imam Muslim
Perintah dari Allah ada dua macam, yaitu Wajib dan Sunnah.
Amalan yang wajib apabila ditinggalkan maka berdosa. Sedang amalan sunnah jika tidak dikerjakan seseorang tidak berdosa.
Kedua amalan dikerjakan sesuai kemampuan kita, contohnya jika Sholat tidak mampu berdiri maka bisa duduk, jika tidak mampu sholat jama'ah di masjid karena sakit, maka bisa sholat di rumah.
Allah tidak lah memerintah kita dengan perintah kecuali di perintah tersebut terdapat hikmah untuk kita semua.
3. Mengenal Rasulullah sebagai Pembawa Larangan dari Allah
Beliau sampaikan larangan-larangan Allah supaya kita menjauhi.
"Apa yang aku larang, hendaklah kamu jauhi" HR Muslim
Larangan dari Allah ada dua macam yaitu Haram dan Makruh.
Haram artinya jika perbuatan tersebut dibenci Allah dan akan diberikan dosa jika melakukkannya, seperti riba, berdusta, sihir, meminum minuman keras dan lainnya. Sedang larangan yang bersifat
Makruh artinya perbuatan tersebut dibenci Allah namun tidak mengakibatkan berdosa ketika dikerjakan, seperti memakan bawang merah dan putih dalam keadaan mentah, makan minum dalam keadaan bersandar dan lainnya.
Kita sebagai seorang muslim hendaklah meninggalkan semua larangan tersebut walau itu hukumnya makruh. Allah tidak lah melarang sesuatu kecuali terdapat hikmah kebaikan dilarangan tersebut. Manusia kadang mengetahui kebaikan larangan tersebut dan terkadang tidak mengetahui.
4. Mengenal Rasulullah sebagai Pembawa Berita dari Allah
Rasulullah salah satu tugasnya adalah membawa berita, baik berita masa lalu atau berita masa mendatang. Kewajiban kita sebagai seorang muslim adalah membenarkan berita-berita tersebut jika dalilnya shahih.
"Dan tidak lah beliau berbicara dari hawa nafsunya, dan tidak lah ucapan beliau kecuali wahyu yang diwahyukan kepada beliau" QS An Najm: 3-4
Akal yang sehat tidak akan bertentangan dengan dalil yang shahih. Jika dalil yang shahih sepertinya bertentangan dengan akal sehat kita, maka sesungguhnya akal sehat kita lah yang salah karena memang akal sehat kita sangat terbatas bukan pada dalil.
Rasulullah dikenal oleh kaumnya dikenal sebagai orang yang jujur, semenjak sebelum beliau diutus menjadi Nabi. Tidak pernah beliau sekalipun berdusta kepada anak kecil, sebaya, atau orang tua, baik ketika bercanda maupun dalam keadaan sunguh-sungguh. Jika beliau tidak berani berdusta atas nama manusia tentunya beliau tidak akan berani berdusta atas nama Allah.
5. Mengenal Rasulullah sebagai Pembawa Tata Cara Beribadah dari Allah
Allah ketika mengutus seorang Rasul untuk menyampaikan perintah beribadah juga mengutus Rasul tersebut untuk membawa tata caranya.
Rasul membawa perintah Sholat juga membawa tatacaranya. Cara ibadah tidak diserahkan kepada akal kita masing-masing, atau kepada budaya, atau kepada guru kita. Tetapi cara ibadah dari Allah melalui lisan Rasulnya. Dan Allah tidak menerima amal ibadah kecuali sesuai dengan tatacara yang telah di berikan melalui Rasul-Nya.
"Barang siapa yang mengamalkan amalan yang tidak ada dalilnya dari kami, maka amalan tersebut tertolak" HR. Imam Muslim
Barang siapa yang mengaku sebagai pengikut Rasulullah, maka hendaknya dia mencukupkan diri kepada ibadah yang sesuai beliau ajarkan. Tidak boleh dia beribadah diluar yang diajarkan oleh Rasulullah, dan tidak boleh beribadah kecuali dia telah yakin atas dalil ibadah tersebut shahih.
"Tidaklah tersisa sesuatupun yang mendekatkan diri kepada Surga dan menjauhkan kepada Neraka kecuali sudah diterangkan kepada kalian" HR Tabrani
Lebih baik beribadah sedikit namun berdasarkan dalil yang shahih daripada beribadah banyak namun didasarkan kepada dalil yang tidak shahih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar