Masih kelanjutan "perang berita" atas peristiwa Monas. Karena berita-berita dari sisi contra FPI sudah sangat banyak diketahui masyarakat, malahan mungkin hampir semua berita yang beredar di TV dan Koran adalah contra FPI, maka saya akan menampilkan semua berita yang pro FPI. Pro maksudnya tentu pro kebenaran, apakah nantinya ternyata FPI benar-benar salah yang penting harus ada berita penyeimbang. Karena selama ini berita-berita tidak seimbang, subyektif ke contra FPI.
Makar Di Kerusuhan Monas
sumber: http://www.alhikmah.ac.id/?pilih=news_artikel&mod=yes&aksi=lihat&id=99
Ketika terjadi kerusuhan di Monas, yang sebenarnya tidak terlalu besar,
dan biasa terjadi dalam demo-demo, saya tidak menyangka, efeknya akan
begitu besar dalam masyarakat. Kerusuhan yang kecil dan hanya melibatkan
beberapa ratus orang saja, dan tidak menimbulkan korban jiwa, segera berubah dan seakan-akan digiring menjadi konflik horizontal antar masyarakat Islam dan antara FPI dan aparat keamanan.
Keadaan seperti ini menimbulkan pertanyaan bagi saya, makar apalagi ini yang telah disusun oleh musuh Islam, oleh orang yang berkpentingan memperkeruh situasi ?
Ujung-ujungnya, Ummat Islamlah yang rugi, ummat Islam yang babak belur dan terpecah-belah sendiri.
Desakan untuk membubarkan Ahmadiyah, yang beberapa minggu lalu sangat kuat dan didukung oleh semua ormas Islam, sekarang bergeser menjadi bubarkan FPI, yang notabene bukanlah pelaku kerusuhan. (sebagaimana pengakuan ketua FPI dan bukti dari wartawan, bahwa laskar yang bergerak dan melakukan tindakan kepada AKKBB adalah Laskar Pembela Islam, yang memang ada anggota FPI turut serta, namun tidak secara resmi).
Saya bukanlah ingin mencari siapa yang benar atau yang salah, tidak pula ingin mendukung salah satu pihak, dan tidak pula ingin menyalahkan pihak lain (kecuali Ahmadiyah, yang memang menurut saya jelas-jelas salah dan harus dibubarkan). Mari kita melihat, implikasi, ekses dan kerugian apa yang akan kita derita jika kita terseret dalam makar jahat ini.
Kerusuhan di Monas, oleh pihak tertentu, sengaja atau tidak, disadari atau tidak, telah berhasil memecah belah ummat Islam, terutama di Jawa Timur. Ormas Pemuda Islam yang merupakan underbow dari sebuah partai politik , sudah menyatakan akan membubarkan FPI secara paksa, jika polisi tidak membubarkan FPI. Konstalasi ini, jelas telah menghancurkan satu sendi persatuan ummat Islam, yang jelas, berujung pada retaknya ukhuwah ummat. Ketidakbijakan pemimpin ormas Islam tersebut, yang bahkan didukung pula oleh pengurus partainya, yang malah mendorong anggotanya untuk bergerak dan melakukan cara-cara kekerasan, makin mendorong panasnya situasi.
Sangat disayangkan, bahwa partai politik Islam, yang seharusnya menjadi perekat, meredakan suasana, malah seakan-akan menjadi pemicu, memanaskan situasi. Para pemimpinnya seakan tidak bisa mengendalikan dan meredam, bahkan malah membakar emosi pendukungnya, untuk menyerang, membubarkan secara paksa ormas Islam. Indikasi ini dapat terlihat kasat mata, bahwa, desakan pembubaran FPI, dan ancaman gerakan dan demo, menguat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, daerah kantong pendukung partai tersebut. Didaerah lain di Indonesia, malah tidak terdengar.
Ada usaha menasionalisasikan kerusuhan, pembubaran dan penegakan hukum terhadap pelaku insiden monas, oleh pihak-pihak tertentu, disengaja ataupun tidak. Skenario ini terlihat dari misalnya, presiden yang langsung memberikan komentar tentang kerusuhan di Monas, yang mencitrakan kerusuhan tersebut sangat besar dan berbahaya. Beberapa waktu kemudian, semua media televisi dan cetak, menurunkan berita. Bahkan sebagian media langsung menunjuk hidung FPI sebagai pelakunya. (dalam pemantauan saya, RCTI, SCTV, TVOne, Metro TV langsung menunjuk FPI sebagai pelaku kerusuhan, media tersebut memuat berita yang sangat tidak berimbang dan subjektif, sedangkan Indosiar masih mengatakan “oknum berseragam” FPI. Lebih parah lagi, Koran Tempo memuat foto sangat besar dihalaman pertama, gambar Munarman, pimpinan demo Laskar Islam, yang sedang mencekik dan menganiaya anggota AKKBB, dan ternyata, itu adalah Foto Munarman sedang mencekik anggotanya sendiri karena ingin mencegah mereka berbuat anarkis).
Tentu Isu yang menasional ini dapat saja menjadi sebuah pembelokan perhatian dari isu-isu BBM yang belakangan marak.
Disisi lain, penayangan berita kerusuhan antar ummat Islam dan adanya perpecahan menambah stigma dikalangan eksternal, bahwa ummat Islam tidak bersatu, mudah terpecah, suka kekerasan dan lain sebagainya.
Apapun ekses dari peristiwa ini, Jelas ummat Islam yang mengalami kerugian besar. Perpecahan dan konflik grassroot sangat potensial terjadi. Belum lagi desakan pembubaran FPI, yang kalau terlaksana akan merugikan ummat. FPI adalah asset ummat, yang saling melengkapi dalam memperjuangkan Islam. (dalam pandangan saya yang awam ini, bila FPI bubar, maka yang senang adalah para Bandar judi, pemilik klub dan bar, agen miras). Kecuali jika ormas-ormas yang merasa benar dengan membubarkan FPI tersebut mampu menggantikan peran FPI dalam amar ma'ruf nahi munkar di masyarakat, dengan tangannya.
Oleh karena itulah, untuk menghindarkan ekses yang lebih luas maka diperlukan kebijaksanaan dari para pemimpin ummat, bekerjasama dalam rangka terus menjaga ukuwah.
Kepada Habib Riziq yang saya kagumi, teruslah berjuang dengan tetap menjaga kesantunan dan persatuan ummat. Jangan mudah terprovokasi, dan tetap berada pada koridor hukum yang berlaku
Kepada Pimpinan partai Islam, ormas kepemudaan Islam, yang ingin membubarkan FPI dengan kekerasan dan pemaksaan, mohon bersabar, dan tidak melakukan provokasi yang malah menambah runyam suasana. Sebagai pemimpin, bijaklah dalam berkata dan bertindak.
Kepada Pimpinan NU, salut saya, terutama kepada KH Hasyim Muzadi, dengan himbauannya yang menyejukan hati Ummat, dan tidak ikut-ikutan ormas Islam lain, yang mengecam satu pihak. Bapak telah berhasil memelihara ukhuwah ummat.
Kepada KH Maman Imanul Haq, salah seorang pimpinan AKKBB, mohon , jika Bapak seorang kyai, jagalah persatuan ummat, jangan juga memprovokasi, mengingat pernyataan bapak yang malah menyesalkan pernyataan KH Hasyim Muzadi. Apakah Bapak ingin NU juga terseret dalam konflik ini ?
Kepada semua Ummat Islam, bersabarlah, jaga ukhuwah kita, jangan biarkan orang lain gembira karena perpecahan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar