Tau foging kan? Pasti tau lah apalagi di musim hujan dimana penyakit DBD mewabah. Ceritanya waktu saya kelas 4 SD tinggal di Besuki, sebuah kecamatan di bagian barat kota Situbondo. Ada pengumuman akan dilakukan foging di di dusun tempat saya tinggal. Foging itu adalah foging pertama dalam hidup saya. Sebelumnya tidak pernah tau sama sekali ada kegiatan yang namanya foging. Mungkin juga bagi sebagian besar penduduk dusun, soalnya pengumuman foging itu menjadi headline pembicaraan ibu-ibu atau bapak-bapak di sekitar kampung. Banyak isu-isu berkembang seputar proses foging. Kebetulan salah saya juga mendengar isu itu dari ibu saya sendiri ^_^ Mama bilang nanti prosesnya adalah menyemprotkan asap yang beracun dan tidak boleh sama sekali terhirup. Sebenarnya salah pengumuman itu sendiri, karena di pengumuman di sebutkan untuk mengamankan hewan-hewan peliharaan.
Akhirnya hari H datang. Para warga telah siap dengna semua persiapannya. Dari jauh terdengar suara perangkat camat dari sebuah speaker. Kondisi mencekam. Saat itu saya tegang, bagai hari pertama serangan sekutu di kota Surabaya. Rasanya sebagian orang juga tegang. Saya dan beberapa tetangga di ungsikan ke kebun belakang yang jaraknya dengan jalan kira-kira 50-80 meter. Yang lebih ekstrim lagi tetangga sebelah kanan saya. Mereka sekeluarga mengungsi ke persawahan, lengkap dengan perbekalannya. Rasanya rencana mere sangat matang sekali. ^_^
Suara speaker makin keras, yang menunjukkan alat foging telah berada di jalan depan rumah. Dan kemudian suara makin jauh. Tidak ada yang berbeda. Semua biasa saja. Tidak ada asap pekat dan aroma kematian seperti yang saya bayangkan. Kami yang mengungsi mulai kembali ke rumah. Saya dan beberapa teman sebaya malah lari kejalan untuk melihat bentuk monster itu. Ternyata monster itu berbentuk mobil pickup yang di muati dengan sebuah mesin yang mengeluarkan asap yang tida pekat ke arah samping kanan kiri. Dan monster itu hanya lewat jalan yang jaraknya ke rumah kira-kira 20-30 meter.
Setelah 23 tahun peristiwa itu. Saya merasa konyol sekali. Jika dibandingkan kondisi foging sekarang, dimana foging dilakukan sampai masuk rumah dengan asap yang sangat pekat, maka dulu sagat tidak ada apa-apanya. Kira-kira jika dulu seperti sekarang apa yang terjadi dengan orang-orang ya... Bukti kepolosan dan minim info sangat membahayakan.
Akhirnya hari H datang. Para warga telah siap dengna semua persiapannya. Dari jauh terdengar suara perangkat camat dari sebuah speaker. Kondisi mencekam. Saat itu saya tegang, bagai hari pertama serangan sekutu di kota Surabaya. Rasanya sebagian orang juga tegang. Saya dan beberapa tetangga di ungsikan ke kebun belakang yang jaraknya dengan jalan kira-kira 50-80 meter. Yang lebih ekstrim lagi tetangga sebelah kanan saya. Mereka sekeluarga mengungsi ke persawahan, lengkap dengan perbekalannya. Rasanya rencana mere sangat matang sekali. ^_^
Suara speaker makin keras, yang menunjukkan alat foging telah berada di jalan depan rumah. Dan kemudian suara makin jauh. Tidak ada yang berbeda. Semua biasa saja. Tidak ada asap pekat dan aroma kematian seperti yang saya bayangkan. Kami yang mengungsi mulai kembali ke rumah. Saya dan beberapa teman sebaya malah lari kejalan untuk melihat bentuk monster itu. Ternyata monster itu berbentuk mobil pickup yang di muati dengan sebuah mesin yang mengeluarkan asap yang tida pekat ke arah samping kanan kiri. Dan monster itu hanya lewat jalan yang jaraknya ke rumah kira-kira 20-30 meter.
Setelah 23 tahun peristiwa itu. Saya merasa konyol sekali. Jika dibandingkan kondisi foging sekarang, dimana foging dilakukan sampai masuk rumah dengan asap yang sangat pekat, maka dulu sagat tidak ada apa-apanya. Kira-kira jika dulu seperti sekarang apa yang terjadi dengan orang-orang ya... Bukti kepolosan dan minim info sangat membahayakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar