Anda semua pasti tau apa itu Odong-Odong. Becak yang dimodifikasi menjadi arena bermain.
"Kendaraan" ini muncul udah cukup lama juga. Dulu sih masih berbentuk kuda-kudaan aja. Tapi sekarang udah berbagai macam bentuk, dari komedi puter, bianglala, dll.
Tau gak, seorang juragan odong-odong dapat meraih 800rb per hari. Wuiihhhh.
Coba baca di Nova : http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=12547
Tapi emang gak kaget juga, dengan tarif Rp 500 per lagu, jika dalam 1 jam mendapatkan 10 anak yg naik odong2 maka dari jam 9 pagi sampai 5 sore (8 jam ) akan mendapatkan Rp 40.000. Itu jika cuma 10 anak per jam.
Seorang pekerja yg bergaji 1.500.000 per bulan, maka per harinya adalah Rp 60.000.
Wah lumayan jg ya odong-odong. Cuma modal cape doang.
Sekarang, kita lihat ke sodaranya: Tukang becak.
Kayaknya nasib nya gak sebagus tukang odong-odong. Padahal mereka harus mengeluarkan tenaga extra untuk mengayuh becaknya + muatannya. Jika tukang odong-odong mengeluarkan tenaga untuk mengayuh anak2 kecil (yg pastinya sudah diatur agar kayuhannya gak berat), maka tukan becak bener2 mengkonvert energi yg dikeluargkan untuk menggerakkan becak dan muatannya sampai ke tujuan.
Di sisi "marketing" tukan becak juga kalah dengan odong-odong. Odong-odong terus berkeliling mencari pelanggan (jemput bola) sedangkan tukan becak gak mungkin dia kesana-kemari untuk mendapatkan penumpang. Paling2 nongkrong di perempatan....
Klo pendapatku, odong-odong lahir dari ide-ide kreatif orang2 kecil. Emang bener, jaman sekarang udah gak jaman lagi kerja keras, tapi kerja cerdas. Setujuuuuu????
1 komentar:
sak ngertiku odong iku seputar masalah udel, coba deh, udel bodong, sundel bolong.. hehehe..
ervin bayu
Posting Komentar