Pas tadi pagi beli susu sapi, sekilas lihat berita di jawapos. Judulnya: Besi Konstruksi Jembatan Suramadu Dicuri
Wah kaget juga, padahal selama ini jadi guyonan di masyarakat. "Jembatan suramadu bakal ga selesai-selesai. Gimana mo selesai wong besinya di colongi sama orang madura..hahahah".
Segitu parahkan para pencuri besi itu. Mereka tidak pernah memikirkan akibatnya. Demi uang untuk perut mereka sendiri.
Berita lengkapnya:
Wah kaget juga, padahal selama ini jadi guyonan di masyarakat. "Jembatan suramadu bakal ga selesai-selesai. Gimana mo selesai wong besinya di colongi sama orang madura..hahahah".
Segitu parahkan para pencuri besi itu. Mereka tidak pernah memikirkan akibatnya. Demi uang untuk perut mereka sendiri.
Berita lengkapnya:
Besi Konstruksi Jembatan Suramadu DicuriSelama Enam Bulan, Terkumpul Empat Ton
SURABAYA - Molornya pembangunan Jembatan Suramadu diduga tidak hanya karena faktor pendanaan. Ada juga faktor lain yang cukup mengganggu, yakni pencurian besi konstruksi jembatan dalam jumlah besar yang telah berlangsung selama enam bulan. Meski hanya dianggap sebagai kendala teknis, aksi pencurian itu tetap saja berpotensi menambah molor penyelesaian proyek.
Pencurian besi konstruksi Jembatan Suramadu itu terungkap setelah petugas jajaran Polres Surabaya Timur menciduk empat tersangka yang biasa menyaru sebagai nelayan saat beraksi. Mereka adalah Bambang Harianto, 31, Budiono, 32, M. Fadil, 18, dan Muin, 42. Keempatnya merupakan warga Jalan Bulak Cumpat, Kecamatan Kenjeran, Surabaya. Yang cukup mengejutkan polisi, komplotan pelaku itu bisa mencuri besi konstruksi sebanyak empat ton.
Berdasar penyidikan polisi, pencurian itu dilakukan para tersangka pada pagi hari. Biasanya, mereka berangkat ke dekat konstruksi Jembatan Suramadu menggunakan perahu nelayan. Sasaran mereka adalah besi konstruksi di bentang tengah jembatan yang belum terpasang. "Bagian jembatan yang lain kan relatif sudah selesai. Makanya, sasaran komplotan itu adalah bahan konstruksi bentang tengah yang sedang dikerjakan," tutur salah satu polisi yang ikut menangani kasus tersebut.
Dia menjelaskan, para pelaku sengaja mencari besi konstruksi yang belum dipasang. Caranya, mereka mendekati kapal tongkang milik pelaksana proyek yang biasanya membawa besi konstruksi ke dekat bentang tengah. Besi itu mereka ambil satu per satu dan dibawa dengan kapal nelayan. Sesampainya di pantai, besi itu dipotong menjadi lebih kecil. "Besi penyangga utama yang mereka curi itu panjangnya mencapai 10 meter. Agar bisa dibawa dengan truk, besi itu dipotong menjadi lebih kecil," terang petugas itu.
Sementara itu, para tersangka juga punya versi lain tentang besi yang mereka curi. Pada pemeriksaan awal mereka mengatakan bahwa yang mereka curi adalah besi sisa konstruksi. "Mereka mengangkat besi yang sudah dijatuhkan ke dasar laut dengan menggunakan magnet. Biasanya, aksi mereka lakukan sekitar pukul 05.00 pagi," kata Kasatreskrim Polres Surabaya Timur AKP Hartoyo yang mendampingi Kapolres AKBP Samudi kemarin. Selain menggunakan magnet, tersangka juga mengaku mengambil besi-besi di dasar laut itu dengan cara menyelam.
Kepada penyidik, para tersangka juga mengaku berprofesi sebagai nelayan. Karena sering tidak dapat ikan, mereka akhirnya memilih mengambil besi-besi tersebut dari dasar laut.
"Kami tidak pernah mendapatkan ikan. Gimana lagi," ucap Budiono, salah satu tersangka.
Bambang Hariyanto, tersangka lain, mengaku tidak tahu jika besi-besi tersebut masih digunakan untuk proyek jembatan. "Saya pikir sudah tidak dipakai. Wong
Namun, sejumlah keterangan tersebut tidak begitu saja membuat polisi percaya. Sebab, jika dilihat dari modus yang mereka gunakan saat mengambil besi, ditambah jumlah barang bukti yang mencapai 4 ton, sudah dapat dipastikan bahwa mereka adalah komplotan spesialis pencuri besi. Apalagi, sudah ada informasi dari internal pelaksana proyek jembatan yang menyebutkan bahwa yang dicuri adalah besi-besi penyangga utama jembatan.
sudah dibuang ke laut," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar