Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Cari Blog Ini

06 Oktober 2011

Arisan Emas

Dua tahun sekali ada arisan keluarga. Arisannya itu menggunakan harga emas sebagai patokan. Namun saya belum tertarik untuk ikut arisan tersebut karena saya merasa ada yang salah dalam arisan ini. Karena dulu ketika ibu mertua mendapatkan arisan, harga emas masih murah, jauh sekali dengan harga emas sekarang. Jadi rasanya menjadi beban ketika membayar arisan. Logikanya dengan menggunakan nilai emas diharapkan nilai uang hasil arisan tidak akan termakan oleh inflasi. Karena arisan dilakukan setahun 2x dengan jumlah peserta puluhan, maka satu putaran arisan bisa memakan waktu puluhan tahun. Tentu jumlah uang arisan akan menyusut (untung orang yang mendapat pertama daripada yang mendapat terakhir).

Akhirnya saya tau apa yang salah pada sistem arisan emas ini. Yaitu tidak konsistennya penggunaan emas. Harusnya dalam arisan ini yang dibayarkan adalah emas, bukan uang rupiah. Namun susah juga kalau harus bayar 1 gr emas. Cara lain adalah, setelah mendapatkan arisan, harus langsung di belikan emas. Emas tersebut di simpan untuk membayar arisan sampai selesai (terkendala juga, apa harus menjual emas setiap arisan). Jika tidak dengan cara ini maka yang mendapatkan arisan di awal dianggap berhutang dengan bunga sebesar kenaikan harga emas. Sedang yang mendapatkan diakhir dianggap menabung dengan bunga kenaikan harga emas (menabung dengan emas/investasi emas). Beruntunglah yang mendapatkan arisan terakhir kali.

Jika nanti saya harus ikut, maka sistem arisan ini harus diubah. Bayar arisan dengan emas, maka dapatnya emas.


Tidak ada komentar: