Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Cari Blog Ini

25 Maret 2008

Jebakan Tarif Murah

Sudah gak jamannya tarif komunikasi HP mahal. Begitu bunyi iklan. Dua operator berlomba-lomba menambah jumlah nol dibelakan koma. Sampai pada akhirnya XL memberikan tarif Rp 600 sepuasnya. Sebenarnya siapa sih yang diuntungkan? Apakah kita pengguna HP sudah dianggap "Raja" oleh para operator sehingga mereka dengan baik hati memberikan tarif yang murah. Atau mereka berpikir "Yang penting kamu pake telpon ..."
Saya sebagai pengguna im3 sejak awal memiliki hp tentu pertama merasa senang karena sekarang tarif im3 (GSM) tidak berpaut jauh dengan CDMA. Telepon satu jam "hanya" Rp 1350. Terus terang saya belum pernah mencoba tarif murah tersebut karena saya memang jarang melakukan panggilan dari HP. Terlepas apakah tarif murah tersebut benar atau tidak, saya tidak sreg. Dari blog yang bernah saya baca (saya lupa detailnya), ternyata semuanya tetap kembali ke operator (maksudnya siapa yang diuntungkan). Adanya tarif murah maka akan membuat konsumen seperti saya jadi "tidak ragu-ragu" untuk melakukan panggilan dalam waktu yang lama. Dengan tarif 1350 sepuasnya (anggap saja sepuasnya, karena setelah 90 detik tarifnya menjadi 0,0000000...1 per detik) maka orang-orang cenderung melakukan telepon diatas 90 detik sekali telepon. Jebakannya adalah saat customer seperti saya mulai menikmati menelpon tanpa takut harga mahal, maka bisa-bisa dalam satu hari bisa melakuan panggilan lebih dari 1 kali. Apalagi ada rumor bahwa setiap 15 menit atau 30 menit panggilan terputus, maka akan lebih sering lagi melakukan panggilan. Jika sehari sekali panggilan maka selama sebulan = 30 X 1350 = 40500. Gila!! Padahal selama ini saya hanya membeli pulsa maksimal 20000 tiap bulan.
Operator akan sangat senang jika penggunaan pulsa maksimal, karena pakai tidak pakai mereka tetap harus mengeluarkan biaya operasional. Tidak seperti barang konsumsi biasa dimana makin banyak pakai makin banyak biaya. Tentu saja operator akan merugi jika konsumen tidak "royal" dalam membeli pulsa, karena tidak ada biaya abonemen.
Jadi, pada para konsumen seluler seperti saya, hati-hati menyikapi tarif murah. Jangan menggeser maksimal budged pulsa anda. Sebenar nya, tarif selular tidak menjadi murah, tetapi hanya turun, karena tarif selular di negara kita adalah tertinggi se Asean, bahkan Asia. Oh ya, perlu diingat baik-baik lagi, tarif "murah" tersebut hanya berlaku untuk sesama provider. Walau di iklan mereka bilang ke semua operator, tetapi itu hanya akal-akalan. Dijamin mahal!!!

Tidak ada komentar: