Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Cari Blog Ini

15 Oktober 2010

Sejarah Perjuangan Kahar Muzakar dan Kartosoewirjo

by Hattab Ibn on Wednesday, May 26, 2010 at 4:05am
 
Pada tahun 1946 Kahar Muzakar (Panglima Hisbullah dari Sulawesi) dikirim ke Yogya (Ibukota RI) untuk menghimpun kekuatan rakyat. Saat itu Panglima Hisbullah Kalimantan adalah Hasan basri, yang berpusat di Banjarmasin . Sedangkan Panglima Nusatenggara adalah Ngurah Rai yang berpusat di Bali .

Sedangkan Kartosoewirjo adalah Panglima Hisbullah Jawa Barat. Ia terus berjuang melawan penjajah Belanda.Pada 17 Januari tahun 1948, ketika terjadi Perjanjian Renville (di atas kapal Renville) daerah yang dikuasi rakyat Indonesai semakin kecil, karena daerah inclave harus dikosongkan. Kartosoewirjo tidak mau mengosongkan Jawa Barat, maka timbullah pemberontakan Kartosoewirjo tahun 1948 melawan Belanda.

Kala itu Kartosoewirjo selain harus menghadapi Belanda juga menghadapi mantan tentara KNIL yang sudah bergabung ke TRI yang kala itu mereka baru saja kembali dari Yogyakarta .

Kartosoewirjo yang berjuang melawan Belanda dalam rangka mempertahankan Jawa Barat karena dia adalah Panglima Divisi Jawa Barat, justru dicap pemberontak oleh Soekarno, sehingga dihukum mati pada 1962.

Menurut Dr. Bambang Sulistomo, putra pahlawan kemerdekaan Bung Tomo, tuduhan pemberontak kepada Kartosoewirjo dinilai bertentangan dengan fakta sejarah.

“Menurut kesaksian almarhum ayah saya, yang ditulisnya dalam sebuah buku kecil berjudul HIMBAUAN, dikatakan bahwa pasukan Hizbullah dan Sabilillah, menolak perintah hijrah ke Yogyakarta sebagai pelaksanaan isi perjanjian Renvile; dan memilih berjuang dengan gagah berani mengusir penjajah dari wilayah Jawa Barat. Keberadaan mereka di sana adalah atas persetujuan Jenderal Soedirman dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Pada saat clash Belanda kedua, pasukan TNI kembali ke Jawa Barat dan merasa lebih berhak menguasai wilayah yang telah berhasil direbut dengan berkuah darah dari tangan penjajah oleh pasukan Hizbullah dan Sabilillah di bawah komando SM Kartosoewirjo. Karena tidak dicapai kesepakatan, maka terjadilah pertempuran antara pasukan Islam dan tentara republik tersebut…” (Lihat Buku “FAKTA Diskriminasi Rezim Soeharto Terhadap Umat Islam”, 1998, hal. xviii).

Sehubungan dengan hal tersebut, Prof. Dr. Deliar Noor berkomentar: “Kesaksian almarhum ayah saudara itu, persis seperti kesaksian Haji Agoes Salim yang disampaikan di Cornell University Amerika Serikat, tahun 1953. Memang perlu penelitian ulang terhadap sejarah yang ditulis sekarang…“

Pada buku berjudul “Menelusuri Perjalanan Jihad SM Kartosuwiryo” (Juli 1999, hal. xv-xvi), KH Firdaus AN menuliskan sebagai berikut:

“…Setelah perjanjian Renville ditandatangani antara Indonesia dan Belanda pada tanggal 17 Januari 1948, maka pasukan Siliwangi harus `hijrah’ dari Jawa Barat ke Yogyakarta, sehingga Jawa Barat dikuasai Belanda. Jelas perjanjian itu sangat merugikan Republik Indonesia . Waktu itu Jenderal Sudirman menyambut kedatangan pasukan Siliwangi di Stasiun Tugu Yogyakarta . Seorang wartawan Antara yang dipercaya sang Jendral diajak oleh beliau naik mobil sang Panglima TNI itu….“

“…Di atas mobil itulah sang wartawan bertanya kepada Jendral Sudirman: `Apakah siasat ini tidak merugikan kita?’ Pak Dirman menjawab, `Saya telah menempatkan orang kita disana`, seperti apa yang diceritakan oleh wartawan Antara itu kepada penulis.

“…Bung Tomo, bapak pahlawan pemberontak Surabaya, 10 November dan mantan menteri dalam negeri kabinet Burhanuddin Harahap, dalam sebuah buku kecil berjudul `Himbauan’, yang ditulis beliau pada tanggal 7 September 1977, mengatakan bahwa Pak Karto (Kartosuwiryo, pen.) telah mendapat restu dari Panglima Besar Sudirman…“

“…Dalam keterangan itu, jelaslah bahwa waktu meninggalkan Yogyakarta pada tahun 1948 sebelum pergi ke Jawa Barat, beliau (Kartosuwiryo) pamit dan minta restu kepada Panglima Besar TNI itu dan diberi restu seperti keterangan Bung Tomo tersebut.

Dikatakan dengan keterangan Jenderal Sudirman kepada wartawan Antara di atas tadi, maka orang dapat menduga bahwa yang dimaksud `orang kita’ atau orangnya Sudirman itu, tidak lain adalah Kartosuwiryo sendiri. Apalagi kalau diingat bahwa waktu itu Kartosuwiryo adalah orang penting dalam Kementerian Pertahanan Republik Indonesia yang pernah ditawari menjadi Menteri Muda Pertahanan, tetapi ditolaknya. Jabatan Menteri Muda Pertahanan itu ternyata kemudian diduduki oleh sahabat beliau sendiri, Arudji Kartawinata. Dapatlah dimengerti, kenapa Panglima Besar Sudirman tidak memerintahkan untuk menumpas DI /TII; dan yang menumpasnya adalah Jenderal AH Nasution dan Ibrahim Adji. Alangkah banyaknya orang Islam yang mati terbunuh oleh Nasution dan Ibrahim Adji! Apakah itu bukan dosa…?”

07 Oktober 2010

Pembajakan Kereta Api di Belanda oleh RMS th 1977




Pembajakan pertama



Pada tahun 1975, bekas koloni Suriname memperoleh kemerdekaan. Ratu Juliana Ratu Juliana dengan bangga menyatakan bahwa "setiap orang memiliki hak untuk kebebasan". Tetapi para Mollucans (orang2 maluku -- RMS) merasa bahwa mereka diperlakukan tidak adil, karena mereka masih tidak bebas (dari kekuasaan negara Indonsia). Mereka merencanakan untuk melakukan tindakan yang drastis sehingga keberadaan mereka menarik perhatian dunia.

Aksi mereka di mulai pada tanggal 2 Desember. Tujuh teroris memaksa kereta berhenti, dan membajaknya. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah rangkaian kereta disandera. Tuntutan mereka sederhana. Mereka ingin disediakan bus ke bandara Schiphol dimana menunggu pesawat yang akan membawa mereka ke tempat yang aman.

Drama penyanderaan ini memakan korban 3 orang yang disandera.

Penyanderaan terjadi selama 13 hari. Selama 13 hari itu, ternyata terjadi hubungan batin antara teroris dan sandera. Dinginnya suhu dan kondisi sulit membuat penyanderaan selesai, teroris menyerah setelah pemerintah secara resmi memulai perundingan dengan RMS.

Pembajakan ke 2


Dua tahun setelah pembajakan kereta pertama, teroris RMS membajak kereta ke 2. Pembajakan ini akan menjadi pembajakan yang terkenal dengan pembajakan De Punt yang di atasi dengan serangan militer.

Tanggal 23 Mei 1997 teroris yang telah ada diatas kereta menarik rem emergency dan kemudian membajaknya dengan membunuh masinis. Peristiwa ini terjadi di areal desa terpencil deket De Punt. Total ada 54 sandera. Pada saat bersamaan terjadi pula penyanderaan di sebuah sekolah dasar dimana 105 murid dan 5 guru menjadi sandera.

Motif penyanderaan ini karena para teroris RMS merasa masih tidak diperlakukan dengan baik oleh pemerintah sejak penyanderaan pertama 2 tahun lalu.

Proses membebasan sandera dilakukan. Untuk penyanderaan di sekolah, polisi "meracuni" makanan yang akan diberikan pada anak-anak, sehingga anak-anak tersebut sakit yang kemudian diperiksa oleh dokter dan dokter menyebut mereka terkena meningitis. Akibatnya seluruh anak-anak tersebut dibebaskan. Tinggal 5 guru yang disandera.

Sedangkan untuk penyanderaan kereta api, polisi telah memiliki gambaran yang baik situasinya. Sandera yang dibebaskan di interogasi untuk meberikan informasi, kemudian dengan teropong malam digunakan untuk melihat apa yang terjadi di kereta. Dan yang paling bagus adalah ternyata para teroris melakukan kontak satu dengan lainya (teroris yang di kereta api dan yang di sekolah), polisi menyadapnya dan mendapatkan informasi yang sangat baik. Tetapi ketika teroris menyadari bahwa telepon mereka disadap, langsung mereka memutus sabungan telepon mereka.

Proses perundingan terhadap teroris tidak berhasil, karena mereka tidak percaya lagi kepada pemerintah.

Operasi penyelamatan.
Tanggal 11 Juni, pagi hari yang tenang dikagetkan dengan suara keras dari dua F104 yang terbang rendah dengan afterburner penuh! Tiga atau empatkali jet-jet tempur tersebut terbang redah. Tujuannya ada tiga, pertama, sonic boom akan menghancurkan jendela sehingga akses masuk lebih mudah. Kedua, sonic boom akan membuat para sandera menunduk dan berlindung. Dan terakhir, tentu akan membuat bingung para teroris.

Langung setelah pesawat tempur melakukan manuver terakhir, berondongan tembakan di arahkan ke gerbong kelas pertama dan kompartemen. Gerbong kelas pertama diyakini adalah posisi para teroris. Mereka sengaja membagi kereta menjadi 3 bagian. Yaitu gerbong untuk sandera wanita, gerbong untuk sandera pria, dan gerbong untuk para teroris. Ini tentu mempermudah kerja pasukan khusus anti teror dari marinir belanda. Sedikitnya 15000 peluru di muntahkan ke gerbong tempat teroris. Akibatnya sebagian besar teroris tewas. Namun ada 1 sandera tewas karena kebetulan sandera tersebut berada di gerbong tempat teroris.
Pasukan juga melakukan penyerbuan ke dalam kereta. Mereka membawa bingkai kayu yang ukurannya sesuai dengan ukuran pintu kereta. Bingkai kayu tersebut dipasangkan peledak sehingga pintu-pintu kereta tersebut dapat di ledakkan dan pasukan menyerbu masuk untuk membebaskan sendera.

Bagaimana dengan kondisi penyanderaan di sekolah? Tentu saja dilakukan pula operasi pembebasan, walau tidak sebrutal yang terjadi penyanderaan kereta api. Marinir tidak menyerbu dari pintu atau jendela. Merka tau posisi para sandera dan memutuskan untuk mendobrak langsung ke posisis tersebut. Sebuah kendaraan lapis baja dan bahan peledak menghancurkan dinding. Dari lubang tersebut pasukan dengan cepat membebaskan sandera.




Cuplikan berita
http://www.youtube.com/watch?v=Y-Vp96RLLnk&feature=related


Time line:
* May 23 9:00AM: Start of the hijack
* May 24 : The national broadcast NOS reads the letter with demands
* May 25 : Elections for national parliament, ultimatum expires without anything happening
* May 26 : A handcuffed hostage is taken outside the train and then taken aboard again
* May 28 : Hostages clean up the train, 60 activists offer themselves as alternative hostages
* May 29 : Negotiations about releasing a pregnant woman are cut off
* May 30 : Second week of crisis
* May 31 : For the first time the hijackers ask for a negotiator
* June 1 : The hijackers ask for an ambulance but later retract the request
* June 4 : 2 negotiators talk for hours with the hijackers
* June 5 : 2 pregnant women, including Annie Brouwer (later mayor of Utrecht), are allowed to leave the train
* June 8 : An ill passenger is released
* June 9 : 2 negotiators talk again to the hijackers for hours
* June 11 5:00AM: In the morning the crisis is ended after 482 hours

Kejadian tersebut telah di film kan di belanda.
http://www.youtube.com/watch?v=Jh5afna8rAE&feature=related










SUMBER:
http://forums.railpictures.net/showt...oto=nextoldest
http://en.wikipedia.org/wiki/1977_Du...hostage_crisis
http://www.hareninbeeld.nl/foto/thum...lbum=83&page=2



01 Oktober 2010

Yang baru dari www.jawapos.co.id JILID 3

Wah, www.jawapos.co.id terus ber-inovasi! Dari sebelumnya benar-benar free koran Internet, sekarang menjadi "situs koran yang masukknya dibuat repot".
Laporan sebelumnya:

Seperti biasa, setiap lewat jam 10 pagi, saya sempatkan untuk buka www.jawapos.co.id untuk memantau berita yang ada dikoran jawa pos hari ini. Tapi hari ini (1 Oktober 2010), ternyata ada yang baru!

Sekarang tampilannya seperti di atas. Trus jika pencet "tombol" Digital Edition, maka akan muncul halaman di bawah ini


















Dan ternyata...harus daftar user dulu, trus login. Wah repot banget!!!